Kamis 14 Jul 2016 07:02 WIB

Mengokohkan Mazhab Syafi’i di Indonesia

Red: M Akbar
 Dalam Islam dikenal empat mazhab, yakni Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali.
Foto:

Pertama: Mempelajari, dan mengamalkan madzhab Syafi’i adalah mengamalkan pemahaman ahlusunnah wal jamaah itu sendiri. Adalah hal yang keliru jika dikatakan bahwa bermadzhab merupakan sesuatu yang dicela atau tidak dianjurkan dalam mengaplikasikan ajaran Islam, bahkan menuduhnya keluar dari koridor ahlussunnah. Anggapan dan tuduhan ini bertentangan dengan sejarah perkembangan Islam yang telah berabad-abad lamanya menyebar dalam nuansa kemadzhaban yang sangat kental, hingga hari ini.

Di Afghanistan, Kazakhstan, India, Pakistan, Bangladesh, Turki dan sebagian Negara Eropa Timur terkenal dengan pengikut mazhab Hanafi. Di sebagian besar Negara di benua Afrika terkenal dengan Mazhab Malikinya. Mazhab Hambali diamalkan oleh sebagian penduduk negeri Syam dan kawasan teluk. 

Demikian juga dengan mazhab Syafi’i yang tersebar di berbagai kawasan hingga ke Asia Tenggara. Hal ini merupakan bukti sejarah dan perpanjangan tangan dari apa yang telah diwariskan oleh kaum salaf umat ini. Menilisik sejarah, setelah wafatnya Rasulullah SAW, para sahabat berpencar ke berbagi wilayah, sehingga penduduk wilayah yang menjadi tempat menetap para sahabat  tersebut banyak dipengaruhi oleh mazhab (baca: pendapat) dan fatwa-fatwa yang disampaikan oleh sahabat tersebut.

Zaid bin Tsabit dan Ibnu Umar dan beberapa sahabat yang tetap memilih tinggal di Madinah, Ibnu Abbas di Mekkah, Ibnu Mas’ud di Kufah Irak, Ibnu Amr’ ibn Ash di Mesir dan lain sebagianya. Tidak terkecuali dengan para tabi’in dan tabi’ tabii’in setelah generasi sahabat. Di Madinah terkenal dengan para fuqahaa as-sab’ah, di Mekkah terkenal dengan mazhab Atha ibn Abi Rabah, ‘Ikrimah, Thawus.

Kemudian kedua madrasah ini terkenal dengan Madrasah al-Hijaz. Di kufah terkenal dengan madrasah yang dikawal oleh beberapa murid Ibnu Mas’ud, diantaranya al-Qamah, Masruq, Qadhi Syuraih yang kemudian diteruskan oleh imam an-Nakhai’y. dan begitulah seterusnya hingga kemunculan mazhab empat yang tetap eksis hingga detik ini. Imam Ibn al-Qayyim –Rahimahullah- berkata:

والدين والفقه والعلم انتشر في الأمة عن أصحاب ابن مسعود ، وأصحاب زيد بن ثابت ، وأصحاب عبد الله بن عمر ، وأصحاب عبد الله بن عباس ، فعلم الناس عامته عن أصحاب هؤلاء الأربعة ، فأما أهل المدينة فعلمهم عن أصحاب زيد بن ثابت وعبد الله بن عمر ، وأما أهل مكة فعلمهم عن أصحاب عبد الله بن عباس ، وأما أهل العراق فعلمهم عن أصحاب عبد الله بن مسعود " انتهى .

Tersebarnya agama, fikih, dan ilmu di tengah umat berasal dari murid-murid Ibnu Mas’ud, Zaid ibn Tsabit, Abdullah Ibn Umar, Abdullah Ibn Abbas. Maka ilmu kebanyakan dari ummat ini berasal dari empat tokoh ini. Ilmu penduduk kota Madinah berasal dari murid-murid Zaid Ibn Tsabit dan Abdullah Ibn Umar, Adapun ilmu penduduk Mekkah berasal dari murid-murid Abdullah Ibn Abbas, adapun penduduk Irak maka ilmu mereka berasal dari murid-murid Abdullah Ibn Mas’ud. (I’lam al-Muwaqqiin 1/17).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement