Oleh WASKITO AJI SURYO PUTRO; Dosen Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong Papua Barat Daya
REPUBLIKA.CO.ID,Dewasa ini, olahraga merupakan kebutuhan setiap orang, tidak sekedar hobi. Lebih-lebih bagi mereka yang sudah berusia 30 tahun ke atas. Mereka yang berada di usia di atas 30 tahun terjadi proses degenerasi, sehingga bagi yang kurang aktivitas akan mudah terkena penyakit.
Dengan olahraga yang kontinu akan diperoleh kondisi badan yang bugar dan sehat, karena sirkulasi darah ke seluruh tubuh akan lancar. Upaya peningkatan kesehatan sesungguhnya dapat dilakukan oleh setiap orang melalui kegiatan sederhana dan murah.
Di samping pengaturan makan, penggunaan olahraga merupakan usaha sederhana dan murah untuk meningkatkan kesehatan asalkan disertai pengetahuan dan pengertian tentang kesehatan olahraga yang benar. Olahraga bagi orang yang tidak sedang sakit adalah suatu yang wajar atau lumrah, namun bagaimana halnya dengan mereka yang sedang menderita atau terkena penyakit.
Bagi mereka yang sakit tentu akan banyak terdapat kendala dalam melakukan olahraga, padahal bagi yang menderita suatu penyakit perlu juga olahraga, hal ini dimaksudkan untuk mengelola penyakitnya. Olahraga bagi orang sakit harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi penyakit yang diderita.
Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan teknologi, perkembangan di sektor ekonomi dan pola hidup sehat yang kurang terkontrol dapat menyebabkan munculnya berbagai penyakit yang serius. Penyakit-penyakit degeneratif mulai menggeser penyakit kronis lainnya. Penyakit degeneratif yang menonjol saat ini salah satunya adalah diabetes mellitus. Diabetes melitus merupakan masalah kesehatan dunia, jumlahnya meningkat dan berkembang di banyak negara. Di Indonesia jumlah penderita diabetes juga terus meningkat.
Dengan melakukan latihan-latihan olahraga juga mengurangi kebutuhan insulin untuk pekerjaan sehari-hari asalkan dilakukan dengan memperhatikan dosis yang tepat. Dalam jangka panjang, latihan- latihan olahraga menurunkan jumlah glukosa di dalam darah, yaitu merupakan tujuan pokok dalam menanggulangi diabetes.
Salah satu jenis latihan yang dapat diterapkan untuk penderita diabetes melitus tipe 2 adalah high intensity interval training. High Intensity Interval Training (HIIT) terdiri dari 4 hingga 6 pengulangan, short bouts (30 detik) dari upaya maksimal yang diselingi dengan brief periods (30 hingga 60 detik) istirahat atau pemulihan aktif.
Exercise biasanya dilakukan dengan sepeda stasioner, dan satu sesi berlangsung sekitar 10 menit. High Intensity Interval Training (HIIT) meningkatkan kapasitas oksidatif otot skeletal, kontrol glikemik, dan sensitivitas insulin pada orang dewasa dengan diabetes tipe 2 .

High intensity exercise dapat berdampak menguntungkan pada sensitivitas insulin. High intensity exercie dapat mempengaruhi peningkatan akut eliminasi glukosa non aksidatif atau pengurangan preferensial kronis pada jaringan adiposa intra-abdominal yang berkontribusi untuk meningkatkan sensitivitas insulin.
Selain itu HIIT dapat menyebabkan lebih banyak efek positif pada kebugaran kardiopulmoner. high intensity aerobic interval training adalah strategi latihan yang efektif untuk meningkatkan kebugaran aerobik dan mengurangi faktor resiko yang terkait dengan diabetes mellitus type 2.
High intensity interval training termasuk dalam latihan interval dimana sesi latihan yang dilakukan pendek dan diselingi dengan periode istirahat. Oleh karena itu, pada pelaksanaannya perlu memperhatikan interval kerja dan interval istirahat atau bisa disebut dengan work-relief.
Dalam hubungannya antara rasio pemulihan dengan kerja, dapat dinyatakan dengan rasio 1:3 dan 1:5. Rasio 1:3 mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan dua kali waktu interval kerja sedangkan 1:5 mengisyaratkan bahwa waktu interval pemulihannya sama dengan empat kali waktu interval kerja.
Kedua rasio ini belum diterapkan pada penderita diabetes tipe 2 terkait pengaruhnya pada kadar gula darah dan VO2max. Di sisi lain, terdapat faktor resiko diabetes mellitus type 2 pada orang dengan kegemukan/obesitas (BMI tinggi). Sehingga dalam hal ini BMI juga perlu diperhatikan sebagai modifikasi dan manajemen latihan yang lebih baik diantara orang dengan diabetes mellitus type 2.
Pada beberapa penelitian terbaru menyebutkan kegiatan terstruktur dan masif dilakukan akan memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap dampak dari penyakit degeneratif itu sendiri khususnya penderita diabetes mellitus type 2. Kegiatan tersebut sangat mudah dan ringan dijalankan.
Seperti jalan santai setiap 30 menit dalam satu hari, atau apabila tidak berkenan repot berjalan kaki, orang dapat melakukan sepeda statis dirumah dengan bersantai. Exercise ini dapat dilakukan masif dan teratur selama satu bulan, tentunya dengan diaturnya pola makan yang harus sehat dan pola istirahat yang cukup.