Selasa 18 Nov 2025 08:37 WIB

Mengonsolidasikan Kekuatan Ekonomi Muhammadiyah

'Hidup-hidupilah Muhammadiyah, tapi jangan cari hidup di Muhammadiyah' jadi prinsip u

Muhammadiyah
Foto: ist
Muhammadiyah

Oleh: Faozan Amar*)

Konsolidasi dalam bahasa orang lereng Gunung Lawu sisi utara. Kon: suruh. Solid: kokoh. Dasi: kuat. Konsolidasi: disuruh kokoh dan kuat, yang tidak hanya di permukaan, tapi juga kuat dan solid yang subtansial. - Status Facebook Isngadi Marwah (Sekretaris LPCR PP Muhammadiyah, 17/11/2025).

Baca Juga

Muhammadiyah tercatat sebagai salah satu organisasi keagamaan terkaya di dunia. Secara peringkat, Persyarikatan menduduki urutan keempat.

Ormas tersebut mencatatkan total kekayaan mencapai Rp454,24 triliun. Data ini dikutip dari Seasia.stats yang diunggah pada Maret 2025.

Urutan pertama yakni organisasi keagamaan yang memiliki kekayaan terbesar: The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints, dengan total kekayaan 265 miliar dolar Amerika Serikat.

Menghitung total kekayaan Muhammadiyah memang tidak sederhana. Sebagai organisasi nirlaba, aset dan kekayaan Persyarikatan tidak dikelola untuk kepentingan individu, melainkan demi kesejahteraan umat.

Walaupun, mungkin, terkadang ada juga oknum pengurus yang nakal dengan memanfaatkan aset tersebut untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Saya rasa, Muhammadiyah perlu menghitung, berapa lost potential dari aset yang dimiliki sehingga menjadi bahan evaluasi untuk semua.

Pada 2017, Muhammadiyah tercatat mengelola sekitar 21 juta meter persegi tanah wakaf. Menariknya, semua tanah itu atas nama organisasi, bukan perorangan.

Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Daniel Rusyad Hamdanny dalam sebuah jurnal terbitan UIN Sunan Kalijaga. Menurut dia, Muhammadiyah merupakan salah satu ormas Islam terkaya di dunia dengan total aset per Desember 2020 mencapai sekitar Rp400 triliun.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Aset tersebut terdiri atas lahan seluas 21 juta meter persegi, bangunan, kendaraan dan Rp15 triliun dana dalam bentuk giro, tabungan dan deposito di perbankan nasional. Di samping itu, Persyarikatan juga memiliki lebih dari 170 perguruan tinggi, 400 rumah sakit, 340 pesantren, dan 28 ribu lembaga pendidikan yang tersebar dari Aceh sampai Papua. Bahkan, ada pula yang di luar negeri, seperti Malaysia dan Australia.

Dalam praktiknya, banyak aset tanah Muhammadiyah yang barangkali belum dikelola secara maksimal dan profesional sehingga sering menimbulkan kekecewaan dari orang yang berwakaf (muwakif). Bahkan, ada yang kemudian menarik kembali tanah yang telah diwakafkan atau dipindahkan ke lembaga wakaf lain.

Dengan begitu, sering kali kita mendengar bahwa aset Muhammadiyah “telah dikuasai, direbut, jatuh ke tangan tetangga sebelah” akibat dari “kelalaian” dalam mengelolanya.

Dari “kelalaian” itu, maka muncul pernyataan: “Kalau memang tidak sanggup, jangan menerima, ikhlaskan saja” dan sebagainya sebagai bentuk apologis akibat “kelalaian” yang dilakukan. Jika memang benar dan jumlahnya banyak, tentu ini sangat memprihatinkan.

Dengan segala amal usaha yang dimilikinya, Muhammadiyah memberikan manfaat langsung kepada lebih dari 25 juta orang, melebihi janji sosok calon wakil presiden terpilih yang katanya akan menciptakan 19 juta lapangan kerja.

Persyarikatan memberikan maslahat dengan mempekerjakan orang-orang di amal usaha Muhammadiyah (AUM). Dengan begitu, Muhammadiyah berdampak terhadap terwujudnya kesejahteraan umat, bangsa dan negara.

Maka, wajar jika ada yang “menobatkan” Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern terbesar dan terkaya di dunia.

Menanggapi hal tersebut itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof Haedar Nashir dalam sebuah kesempatan mengingatkan supaya Muhammadiyah tetap bergerak dan memberi manfaat. Tak boleh takabur dan berpuas diri karena dianggap sebagai organisasi keagamaan terkaya keempat di dunia.

Dalam Rakernas Majelis Pembinaan Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah pada 18 Juli 2025 di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, turut disoroti ratusan AUM bidang kesehatan. Haedar meminta setiap gerakan Muhammadiyah supaya tetap hemat, serta berlaku sistem yang efektif dan efisien untuk semua lini gerakan Muhammadiyah.

Kesuksesan Muhammadiyah bukanlah hasil kebetulan. Keberhasilannya didukung oleh pengelolaan organisasi yang baik, dan visi yang selalu mengedepankan pada kemajuan walaupun akhir-akhir ini Muhammadiyah mendapatkan kritik, baik dari dalam maupun dari luar, sebagai organisasi yang cenderung elitis dan “melupakan” akar rumput sehingga gerakan dakwah jamaah cenderung jalan di tempat.

Prinsip utama yang dipegang teguh dan harus di-refresh oleh para anggotanya adalah “hidup-hidupilah Muhammadiyah, tapi jangan cari hidup di Muhammadiyah.” Ini merupakan pesan KH Ahmad Dahlan, sang pendiri Muhammadiyah.

Berkat kalimat ini, terbentuklah mentalitas pengabdian kuat, mendorong setiap individu dalam organisasi ini untuk bekerja demi kepentingan umat dan tidak menjadikan Muhammadiyah sebagai sarana mencari keuntungan pribadi.

Walaupun akhir-akhir ini mendapatkan tantangan yang tidak ringan dengan maraknya sifat materiaslime dan hedonisme, utamanya di kalangan sebagian elite Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), yang digadang-gadang sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna Gerakan dan Amal Usaha Muhammadiyah.

Kekayaan yang dimiliki oleh Muhammadiyah tentu saja akan membawa konsekuensi dan risiko tersendiri. Maka dari itu, perlu manajemen risiko yang komprehensif. Menurut Bramantyo (2008), manajemen risiko merupakan proses terstruktur dan sistematis dalam mengidentifikasi, mengukur, memetakan, mengembangkan alternatif penanganan risiko, memonitor dan mengendalikan penanganan risiko.

Terhadap risiko yang timbul dari aset yang dimilikinya, maka Muhammadiyah perlu mengidentifikasi risiko yang akan terjadi, menghitung jumlah risiko dan dampaknya, serta melakukan mitigasi. Hal itu agar kerugian yang mungkin tak terhindarkan tidak semakin membesar sehingga bisa diminimalkan.

Ambil contoh lembaga bencana Muhammadiyah. Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah mendapatkan pengakuan dari organisasi PBB, yaitu WHO (World Health Organization) dan UN CERF (United Nations Central Emergency Response Fund). Sebab, keduanya terbukti memiliki sistem dan manajemen yang baik dalam menangani risiko bencana alam.

Maka dari itu, tentu tak sulit bila Muhammadiyah secara keseluruhan juga memitigasi risiko yang timbul dari aset yang dimilikinya.

photo
Milad ke-113 Muhammadiyah - (muhammadiyah)

Hal dilakukan sebagai wujud pengamalan Alquran surah as-Shaf ayat keempat.

اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الَّذِيْنَ يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِهٖ صَفًّا كَاَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَّرْصُوْصٌ

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan, seakan-akan mereka suatu bangunan yang tersusun kukuh."

Ayat tersebut sering dikutip oleh para mubaligh dan pimpinan Muhammadiyah di semua tingkatan, baik dalam ceramah, podcast, status media sosial, tulisan dan sebagainya.

Pada momentum Konsolidasi Nasional dan Milad Ke-113 Muhammadiyah ini, penting kiranya Muhammadiyah melakukan refleksi dan introspeksi agar senantiasa mawas diri. Persyarikatan agar senantiasa mengonsolidasikan kekuatan eknomi yang dimilikinya sebagai bentuk amanah dan akuntabilitas.

Dengan begitu, tema “Memajukan Kesejahteraan Bangsa” dapat terwujud dengan terlebih dahulu melakukan konsolidasi internal dalam seluruh aspek yang dimilikinya. Merapatkan barisan, menghitung risiko yang timbul untuk menyusun kekuatan secara terencana dan sistematis.

Sesuai tujuan tema tersebut, Muhammadiyah melalui gerakannya semakin memperkuat dan memperluas usaha dalam memajukan kesejahteraan masyarakat. Persyarikatan tetap berorientasi pada kesejahteraan sosial-ekonomi yang memiliki tumpuan pada kesejahteraan rohaniah (sejahtera spiritual dan moral) sehingga melahirkan kesejahteraan yang utuh, lahir dan batin.

Wallahu a’lam.

 

*) Faozan Amar adalah akademisi Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA. Ia juga merupakan penasehat Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pondok Cabe Ilir Tangerang dan duduk dalam Dewan Pengawas Syariah Koperasi Khairu Ummah Leuwiliang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement