Selasa 28 Jun 2016 15:30 WIB

Membangun Keluarga Tarbiyah dan Tantangan Arus Modern

Red: M Akbar
Rizki Iramdan Fauzi
Foto:

Siap memimpin berarti keluarga menjadi penguat dalam menumbuhan sikap percaya diri anak untuk memipin dirinya sendiri untuk mengontrol ego dan konflik individu. Namun, keluarga tidak boleh melupakan konsep siap dipimpin, anak diajarkan untuk tenggang rasa dan menghormati kedudukan orang lain serta mempersiapkan untuk terjun ke lingkungan sosial dan berinteraksi langsung dengan masyarakat.

Penguatan keluarga harus ditekankan pada penanaman nilai-nilai emosional, misalnya dalam penekanan ego dan memelihara konflik lahir dan batin. Orangtua mengenalkan hal positif dan negatif tidak secara otoriter otoriter, jauhkan anak dari rasa tertekan dan dibatasi ruang geraknya. Keluarga atau orangtua harus menerapkan laissez faire positif.

Anak bebas dalam mengembangkan dirinya dan tidak pasrah pada kehendak orangtua. Biarkan anak-anak bermain sesuka hati mereka, berkarya sejauh kemampuan mereka, namun tetap orangtua menjadi batas moral anak untuk mengantisipasi pada aspek negatif seperti pornografi.

Idealnya pendidikan kepemimpinan anak bertujuan untuk menciptakan kepribadian anak yang mandiri dan dewasa untuk terjun langsung ke kehidupan yang sebenarnya. Dalam hal berumah tangga atau bermasyarakat. Orangtua wajib menanamkan jiwa percaya diri pada anak untuk memimpin diri sendiri dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Anak diajarkan untuk membiasakan mengeluarkan pendapat sendiri, menasehati diri sendiri sebelum menasehati orang lain dan yang terpenting yaitu meningkatkan kecerdasan emosional anak. Mampu mengelola perilaku, memberi arah dalam pergaulan sosial, dan membuat keputusan pribadi yang positif.

Penguatan keluarga dalam mendidik kepemimpinan anak juga harus ditekankan dalam aspek tanggungjawab, anak dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas, mengakui dan meminta maaf apabila melakukan kesalahan, konsisten dengan ucapan dan perbuatan.

Segala sesuatu yang dilakukan anak harus diberikan reward dan punishment agar anak terus menyadari makna tanggung jawab. Anak akan takut diberikan hukuman jika tidak bertanggungjawab, sebaliknya dia akan semakin percaya diri ketika ia bertanggungjawab, baik dalam tugas maupun pekerjaan sendiri.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement