Oleh IMAM NUR SUHARNO; Kepala Divisi Humas dan Dakwah Pesantren Husnul Khotimah serta Pembina Pesantren Tahfidz Al-Qur'an Karmin Assadi, Kuningan Jawa Barat
REPUBLIKA.CO.ID, Bangsa Indonesia akan kembali memperingati Hari Santri Nasional (HSN), tepatnya tanggal 22 Oktober. Peringatan HSN ini sebagai penegasan kembali bahwa pesantren memiliki peran besar dalam pembangunan bangsa untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.
Pendidikan pesantren memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian generasi muda. Dalam era globalisasi ini, pesantren dituntut untuk tidak hanya fokus pada pendidikan agama, tetapi juga membekali santri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Oleh karena itu, transformasi pendidikan pesantren menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk generasi yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan global.
Akhlak mulia berbasis Alquran
Pesantren memiliki keunggulan dalam menanamkan nilai-nilai agama dan akhlak mulia kepada santrinya. Alqur'an sebagai sumber utama ajaran Islam menjadi landasan dalam membentuk karakter dan kepribadian santri.
Dengan mempelajari dan mengamalkan nilai-nilai Alqur'an, santri dapat menjadi generasi yang berakhlak mulia dan memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai khalifah di bumi.
Selain menanamkan akhlak mulia, pesantren juga perlu membekali santrinya dengan wawasan global yang luas.
Hal ini dapat dilakukan dengan memasukkan mata pelajaran yang relevan dengan kebutuhan zaman, seperti bahasa Inggris, teknologi informasi, dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian, santri dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing di era global.
Transformasi pendidikan
Transformasi pendidikan pesantren dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain, pertama, mengembangkan kurikulum yang terintegrasi. Menggabungkan pendidikan agama dengan pengetahuan umum dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Kedua, meningkatkan kualitas guru. Memberikan pelatihan dan pengembangan profesionalisme guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Ketiga, memanfaatkan teknologi. Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memudahkan akses informasi.
Keempat, membangun kemitraan. Membangun kemitraan dengan lembaga pendidikan lain, pemerintah, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan melakukan transformasi pendidikan, pesantren dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan membentuk generasi yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan global. Hal ini akan membantu pesantren untuk tetap relevan dan berperan penting dalam membentuk masa depan bangsa.