REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Sejarawan dan Budayawan Betawi.
Sebelum berdiri bangunan masjid di Indonesia, juga Jakarta, berdiri langgar lebih dulu. Di tempat lain disebut surau. Sekarang mushala.
Buyut Nyai Dawit dalam kitab yang ditulisnya Sanghyang Siksha Kandang Karesian, 1518, menyebut muslimin sebagai kaum langgara. Langgar artinya penerangan. Dalam bahasa orang-orang Samarkand penerangan Teng. Teng Sin penerangan
Ketuhanan. Teng Long penerangan di bawah. Teng Loleng lampu penerangan jalan.
Ada beberapa langgar tua:
1. Langgar Kp Jawa diperkirakan 1628. Tentara Sultan Agung mukim sementara sampai 1629 di Kampung Jawa. Di kampung Jawa juga pernah ada sumur bor, artinya sumur untuk umum.
2. Langgar di Jl Pengukiran II. Time line tak diketahui. Bangunan masih ada .
3. Langgar Tinggi di Gang Kelingkit Pecenongan berdiri 1688.
Langgar ini tempat berlumikmnya guru Cit .
Pembangunan Labuhan Sunda Kalapa II meliputi tiga blok:
1. Pasar Ikan
2. Majakatera
3. Kota Inten. Mesjid tertua yang masih exist di Jakarta di Kota Inten, photo atas. Itu tahun 1540. tahun rampungnya seluruh pembangunan proyek dengan investasi Portugis.
Dari terminal Busway Kota anda belok kiri. Sesudah jembatan langsung ke kiri. Bangunan pertama adalah masjid.
Mihrab memang tak ada karena areal kelebarannya terbatas.
Masjid selama ini juga disebut sebagai tempat berkumpulnya para aktivis Sarekat Dagang (maksudnya pebisnis). Pebisnis kumpul-kumpul di Majakatera, seberang Pasar Ikan. Bukan di Kota Inten.
Mesjid ini lama tak berfungsi. Kiranya pemda DKI diharapkan memberi perhatian. Ini situs Islami yang tertua di Jakarta yang masih ada. Kiranya dapat jadi kebanggaan Nasional. RSaidi