Rabu 23 Mar 2016 07:24 WIB

Serangan Teror dan Pemilu Amerika

Red: M Akbar
 Imam Besar Masjid Newyork USA/ Dir Nusantara Foundation Shamsi Ali
Foto:

Namun, yang paling menakutkan adalah jika seorang Donald Trump berhasil menyihir warga Amerika dengan tendensi kebencian, kemarahan, dan dendam itu dan memenangkan pemilu Amerika, kelompok-kelompok teroris dunia, khususnya yang selama ini telah memendam kemarahan dan kebencian terhadap Amerika karena kebijakan luar negerinya, akan mendapat justifikasi besar.

Skenario yang menakutkan adalah kelompok teroris dunia akan mendapatkan dukungan dari pihak-pihal domestik yang marah karena prilaku politisi semacam Donald Trump.

Oleh karenanya, bangsa Amerika harus sadar bahwa berbagai peristiwa serangan teror, baik di Turki maupun di Paris dan Brussel, harusnya disikapi dengan penuh kehati-hatian. Termasuk di dalamnya dalam menentukan siapa yang akan menjadi panglima tertinggi negara adikuasa empat tahun ke depan ini.

Shared Enemy

Melihat pada berbagai serangan teror dalam beberapa bulan, bahkan dekade terakhir, semakin menyadarkan kita bahwa teror adalah musuh bersama kemanusiaan kita, tidak mengenal batas geografis serta agama.

Dengan kata lain, tendensi sebagian orang mengaitkan teror dengan kelompok manusia dan agama tertentu, khususnya Islam, adalah sesat dan menyesatkan.

Peristiwa demi peristiwa seharusnya semakin menyadarkan semuanya bahwa dalam menyikapi teror, tendensi sektarianisme tidak membantu, bahkan menambah runyamnya permasalahan.

Serangan teror Turki, sebuah negara yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kehidupan politik dan demokrasi, juga seharusnya menyadarkan dunia bahwa Islam dan umat Islam adalah korban yang berlipat dalam serangan itu. Bukan sebaliknya, seperti persepsi yang terbangun seolah Islam dan Muslim berada pada pihak "pelaku" (perpetrators).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement