Rabu 23 Mar 2016 07:24 WIB

Serangan Teror dan Pemilu Amerika

Red: M Akbar
 Imam Besar Masjid Newyork USA/ Dir Nusantara Foundation Shamsi Ali
Foto:

Pemilu Amerika dan kebencian

Sementara itu, di Amerika Serikat terjadi kembali perhelatan akbar empat tahunannya. Hanya saja, dalam sejarah Amerika barangkali baru kali ini pemilu Amerika ini menampakkah wajah terburuknya.

Kebebasan dan keterbukaan demokrasi di Amerika dalam sejarahnya tidak pernah memperlihatkan wajah yang menyeramkan seperti saat ini. Di mana, dalam kampanye kandidat terjadi kekerasan fisik (physical contact) atau pemukulan.

Lebih dari itu, kebencian dan kemarahan meninggi pada pihak yang berseberangan (opponent parties). Mereka yang merasa orang asli Amerika begitu benci kepada mereka yang diasumsikan sebagai pendatang (immigrant).

Kelompok mayoritas juga sangat ketakutan dan benci kepada minoritas, termasuk dalam hal ini mayoritas-minoritas kelompok agama-agama. Maka, secara alami komunitas minoritas, komunitas Muslim khususnya, mendapat perlakukan yang semakin buruk.

Yang pasti Amerika sedang dalam ujian besar demokrasinya. Bahwa di satu sisi, Amerika mengampanyekan ke berbagai penjuru dunia, kini Amerika teruji apakah mampu mempertahankan nilai-nilai demokrasi yang dijunjung tinggi itu?

Salah satu faktor terbesar dari ujian besar demokrasi Amerika ini adalah kandidat terkemuka Partai Republik Donald Trump, yang secara gamblang memperlihatkan sikap otoritarian yang berbahaya.

Dan, jika masyakarat Amerika larut dalam buaian kampanye kebencian dan perpecahan ala Trump, Amerika berada di ambang ancaman sektarianisme yang berbahaya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement