Jumat 04 Mar 2016 08:14 WIB

Muslim Amerika dan Pemilu

Red: M Akbar
 Imam Besar Masjid Newyork USA/ Dir Nusantara Foundation Shamsi Ali
Foto:

Hillary Vs Donald

Di kubu Demokrat saat ini masih terjadi persaingan ketat antara dua calon yang akan maju. Namun, dengan sistem "delegates" di mana elite partai, termasuk pimpinan partai, anggota kongres dan senat, tampaknya hampir dipastikan bahwa Hillary akan memenangi penjaringan calon Partai Demokrat.

Dengan demikian, dalam Pemilu Amerika yang dijadwalkan November tahun ini, akan maju bertarung Hillary Clinton (Demokrat) melawan Donald Trump (Republik).

Dengan melihat kenyataan lapangan, dan dari berbagai pengamatan ahli politik, Hillary tampaknya berada di atas angin. Hillary memiliki basis pemilih tradisional, berpengalaman, mantan senator dan menlu, dan yang terpenting adalah seorang wanita yang akan tercatat dalam sejarah perjalanan bangsa Amerika.

Tentu, yang terpenting dari semua itu adalah sosok Hillary yang bisa menyatukan kubu-kubu yang terpecah, khususnya friksi etnis, sebagai akibat kampanye kebencian dan perpecahan oleh Donald Trump.

Hillary tetap menjadi pilihan favorit kaum wanita, semua minoritas, dan juga mereka yang berkulit putih dari kalangan Demokrat. Jadi, kalaupun tidak ada pemilih Republik yang menyeberang memilih Hillary, secara matematika Hillary tetap akan memenangkan pertarungan ini.

Apalagi, realitas mengatakan bahwa banyak juga kalangan Republik yang tidak menyukai Donald Trump. Dengan begitu, mereka boleh jadi berubah pilihan, atau minimal tidak ikut memilih alias golput.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement