Kamis 19 Nov 2015 05:02 WIB

Tragedi Paris dan Kemunafikan Dunia

Red: M Akbar
Imam Shamsi Ali
Foto:

Korban Murakkab

Sesungguhnya kekerasan atau pembunuhan yang dilakukan terhadap siapa yang dipersepsikan sebagai 'musuh Islam' di Barat, tanpa disengaja atau tanpa diketahui ternyata menjadikan komunitas Muslim menjadi korban yang lebih berlipat ganda (murakkab). Terlebih lagi komunitas Muslim yang kebetulan hidup di tengah-tengah masyarakat mayoritas non-Muslim.

Hal itu dikarenakan, di satu sisi masyarakat Muslim di dunia barat adalah bagian integral dari masyarakat barat itu sendiri. Segala hiruk pikuk yang terjadi, manis-pahitnya, hitam-putihnya, asam-tawarnya, mereka juga menjadi bagian dari setiap dinamika itu. Ketika ada serangan teroris terhadap sebuah kota maka komunitas Muslim selalu menjadi bagian dari korban, baik secara langsung ataupun tidak.

Ambillah contoh peristiwa 9/11 2001. Menurut estimasi kantor pemerintahan Kota New York ternyata tidak sedikit orang-orang Islam yang juga menjadi korban dalam serangan itu. Termasuk di dalamya anggota kepolisian kota New York dari kalangan Muslim. Saya sendiri mengenal beberapa orang di antara mereka yang menjadi korban.

Tapi lebih dari itu, konsekuensi sebuah peristiwa seperti tragedi Paris ini, justru ditanggung lebih besar oleh komunitas Muslim. Dampak yang dirasa itu baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Kerap kali, komunitas Muslim menjadi pihak yang akan menanggung korban yang jauh lebih dahsyat.

Serangan balik Prancis atas apa yang disebut ISIS di Suriah, saat ini sudah pasti membawa akibat jahat yang lebih lebih besar kepada rakyat sipil, khususnya mereka yang dhuafa (anak-anak dan wanita).

Tapi bagi umat Islam yang paham akan peta pertarungan dunia saat ini, kejahatan terbesar kepadanya adalah bukan sekedar kematian atau keterpurukan ekonomi dan seterusnya. Justru kejahatan terbesar terhadap umat ini, setiap kali ada kekerasan seperti tragedi Paris adalah 'Islam victimization'.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement