Kamis 19 Nov 2015 05:02 WIB

Tragedi Paris dan Kemunafikan Dunia

Red: M Akbar
Imam Shamsi Ali
Foto: AP/Seth Wenig
Imam Shamsi Ali

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Shamsi Ali (Imam di Islamic Center of New York, Amerika Serikat)

Jumat 13 Nopember lalu dunia kembali dikejutkan melalui peristiwa yang tidak pernah diharapkan (undesirable event). Serangan teroris di kota Paris, ibu kota negara Prancis, telah menewaskan lebih dari seratus warga sipil.

Peristiwa teror itu sekejap saja membuat seluruh mata dunia terbelalak. Secara serentak di seluruh dunia, mulai dari anak jalanan, warga biasa, pimpinan agama hingga kepala negara, langsung membuka suara.

Ibarat sebuah paduan suara, koor yang terdengar adalah 'kutukan' atas peristiwa Paris. Lalu tak ketinggalan, media massa sebagai 'spirit lifter' (pembakar semangat) justru cenderung mengambil kesimpulan dini sebelum ada fakta hitam di atas putih.

Sebagai seorang Muslim yang hidup di jantung dunia -- kota yang pernah mengalami peristiwa sama bahkan lebih parah lagi pada 2001 -- saya tidak ketinggalan membuka suara lantang. Saya juga mengutuk peristiwa Paris itu.

Bagi saya, kekerasan dan pembunuhan kepada rakyat sipil, khususnya anak-anak dan wanita, sesungguhnya adalah pembunuhan kepada semua manusia. Pelakunya adalah penjahat! Siapapun dan apapun afiliasinya, mereka harus dikutuk dan ditempatkan sebagai musuh bersama.

Keyakinan saya di atas adalah keyakinan universal dari Islam. Kebenaran dan keadilan ketika sudah bersentuhan dengan kemanusiaan, di situlah kita berada. Di sana tidak ada kebenaran atau keadilan Muslim vs Kristen, misalnya.

Secara sosial, kebenaran adalah kebenaran dan keadilan adalah keadilan. Walaupun secara teologis kita meyakini adanya "keyakinan individu" dan bersifat absolut. Tapi sekali lagi, kebenaran dan keadilan pada tataran sosial kemanusiaan kita sesungguhnya selalu melampaui semua batas, termasuk batas keagamaan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement