
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Jaya Suprana, Budayawan, Penggagas Rekor MURI, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.
Menarik secara alasanologis menyimak sejarah peradaban umat manusia terkait manusia mulai merambah ke luar wilayah diri sendiri ke wilayah kelompok masyarakat lain.
Pada lazimnya alasan merambah ke wilayah orang lain yang disebut oleh Adolf Hitler sebagai memperluas Lebensraum adalah demi menambah sumber nafkah alias ekonomi untuk masyarakat yang merambah ke wilayah masyarakat lain.
Semula disebut sebagai kolonialisme yang setelah Hitler kalah perang dunia II berkembang menjadi imperialisme
KOLONIALISME
Berdasar yang tersurat pada lembaran sejarah kolonialisme, maka dapat disimpulkan bahwa pada masa lalu penjajahan dilakukan oleh pedang, tombak, dan panah sebelum senapan api ditemukan.
Seperti yang dilakukan oleh bangsa Romawi dan Mongol untuk menguasai bangsa-bangsa lain. Namun, yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa, seperti Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, Belgia, dan Jerman setelah masyarakat terjajah ditaklukkan dengan bedil, kemudian para kolonialis menggunakan agama demi secara psiko-kultural-politis menguasai masyarakat terjajah.
Spanyol dan Portugis berhasil menguasai bangsa-bangsa Amerika Tengah dan Selatan dengan senjata bedil dan agama. Kaum white-supremacist Amerika Serikat alergi terhadap Islam akibat dianggap memperkuat semangat masyarakat Amerika-Afrika melawan penindasan.
Sementara Hindu, Buddhisme, Islam masuk ke wilayah persada Nusantara pada lazimnya secara damai, maka Nasrani masuk ke Nusantara dengan ancaman bedil yang ditodongkan oleh kaum penjajah dari Portugis, Belanda, dan Inggris. Mirip apa yang terjadi di Spanyol setelah kerajaan Isabella-Ferdinand berhasil mengusir umat Islam dan Yahudi dari bumi Spanyol.
PERSATUAN
Karena itu, wajar bahwa kaum kolonialis Belanda berupaya menumpas habis kaum Muslim di Indonesia yang memang sejak Sultan Agung gigih melawan penjajahan. Dan, ini masih terus berlanjut sampai Bung Tomo gigih melawan kaum kolonialis Belanda didukung Sekutu untuk kembali menjajah Indonesia, padahal Bung Karno dan Bung Hatta sudah memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Dari sejarah kolonialisme di dunia ataupun di Indonesia, kita bisa banyak memetik pelajaran. Kerukunan umat beragama memiliki peran sangat penting untuk memperkokoh kubu-kubu persatuan bangsa dalam menghadapi imperialisme milenial yang kini menggunakan ekonomi sebagai senjata kaum penjajah untuk menjajah bangsa lain.
Karena itu, sebaiknya kita jangan memecah-belah bangsa kita sendiri sesuai yang diharapkan bangsa asing yang sangat ingin menjajah Indonesia yang tersohor mahakayaraya sumber alam, termasuk sumber energi industri serta jumlah ratusan juta penduduk potensial menjadi konsumen produk asing.