Rabu 07 Sep 2016 08:17 WIB

Qadafi, Hitler, dan Sangkuni di Sekitar Pemerintahan Jokowi

Politikus (Ilustrasi)
Penipu, ilustrasi

Siapakah tokoh-tokoh pelakon sandiwara itu? Untuk menjawab pertanyaan ini. Mari kita kembali berkaca ke Libya.

Aktor yang memainkan propaganda memang tak selamanya merupakan sang pemimpin negara, melainkan orang di sekitarnya. Di Libya, pemain lakon utamanya adalah para tokoh militer dan diplomat yang mengkhianati Qadafi.

Para tokoh itu sejatinya ikut jadi bagian rezim Qadafi. Tapi saat barat melancarkan propaganda pada 2011, tokoh-tokoh itu malah meninggalkan perahu pemerintahan yang oleng. 

Kini tokoh-tokoh itulah yang memimpin Libya. Tapi nyatanya, mereka tak mampu mengatur negara menjadi lebih baik dibanding Qadafi. Sebab, ucapan mereka hanya sekadar pemanis sandiwara.

Di Indonesia sangat mudah mendapati orang oportunis yang dalam pewayangan kerap disebut sebagai Sangkuni itu. Cara gampang untuk mendapati orang-orang seperti itu adalah dengan mencermati sepak terjangnya. Kata dan perbuatan para 'Sangkuni' tergantung posisi, bukan ideologi.

Siapakah mereka itu? Ya, mereka itulah yang pada era pemerintahan lalu kerap bersuara membela rakyat kecil saat ada isu kenaikan BBM. Mereka ini yang dulu paling keras berteriak saat ada reshuffle yang disebut dagang sapi. Mereka ini yang dulu berteriak keras menolak pesawat kepresidenan.

Mereka pula yang dahulu meminta Sri Mulyani mundur. Tapi kini mereka yang menjadi orang pertama yang menyanjung puja kepulangan eks Direktur Bank Dunia itu.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement