Jumat 07 Aug 2015 09:45 WIB

Masa Depan Muhammadiyah

Muhammadiyah.
Foto: Muhammadiyah.
Muhammadiyah.

Keinginan Muslimin dunia pada awal abad 15 Hijriyah menyaksikan kebangkitan Islam di abad ini, kini tampak kandas, paling tidak untuk sementara. Dunia Islam didera berbagai masalah, seperti perang, kemiskinan dan pengangguran, kekuasaan zalim dan otoriter, konflik antaretnik, penegakan hukum yang diskriminatif, buta huruf yang masih sangat luas, dan lainnya.

Dibandingkan dunia Barat, kelihatan dunia Islam lebih lemah, lebih tidak terdidik, lebih miskin, dan lebih terbelakang. Padahal, doa sapu jagat Islam memohon kepada Tuhan YME agar dikaruniai kebahagiaan dunia akhirat dan dilindungi dari api neraka (QS al-Qashash: 77).

Salah besar kalau ada orang beriman berpendapat tidak mengapa di dunia menjadi manusia yang lemah, miskin, bodoh, dan tersisih menjadi pelengkap penderita, tetapi esok akan bahagia di akhirat. Ini gejala self-defeatism, mengaku kalah dan jadi pecundang tanpa berani bertanding, dan memilih kehinaan daripada kemuliaan. Agaknya akhlak ini dikutuk agama karena hakikatnya menghina agama itu sendiri.

Sayangnya, sebagian fakta dan angka belum berpihak pada dunia Islam. UN Report on Human Development Index tahun 2009 mencatat, mayoritas negeri Muslim berada pada urutan atas merajalelanya korupsi. Dalam indeks pembangunan manusia yang diukur lewat harapan hidup, melek huruf, dan penghasilan berbagai bangsa, mayoritas bangsa-bangsa Muslim berada di urutan menengah bawah dan urutan bawah.

Lebih dari 30 negara di dunia Islam, hanya ada sekitar 500 universitas, sementara di Amerika Serikat ada 5.758 universitas, bahkan di India 8.407 universitas. UNDP pada 2004 mencatat, dari 500 universitas terkemuka, tak ada satu pun dari dunia Islam.

Di Barat yang mayoritas Nasrani, jumlah melek huruf 90 persen, sementara dunia Islam baru 50 persen. Yang selesai sekolah dasar di Barat 90 persen, di dunia Islam 50 persen. Di Barat 40 persen penduduknya mengenyam perguruan tinggi, di negeri-negeri Muslim hanya 2 persen. Yang pertama mengeluarkan biaya R&D 5 persen, yang kedua hanya 0,2 persen. Apalagi bila kita bicara perbandingan kekuatan militer Barat dan dunia Islam, kesenjangan itu kian lebar.

Mengapa sekarang umat Islam menjadi terbelakang? Pasti bukan karena Islam itu sendiri. Islam sudah terbukti menggelar revolusi kemanusiaan yang paling dahsyat sepanjang sejarah ketika Nabi Muhammad SAW memimpin transformasi zaman jahiliyah dunia Arab menjadi zaman pencerahan segala bidang dalam tempo satu generasi.

Islam juga melahirkan Khilafah ‘Abbasiyah selama separuh milenium yang menghadirkan puncak ilmu pengetahuan dan peradaban. Islam juga memunculkan imperium terbesar sepanjang sejarah, yakni Imperium Osmaniah. Khilafah Osmaniah ini berlangsung sekitar 7 abad (1299-1923) dan menjadi penghubung utama peradaban Timur dan Barat. Ia berakhir pada 1923 dengan meninggalkan kemegahan sejarah Islam di beranda Eropa.

Dewasa ini kita menyaksikan pemikiran dan gerakan Islamofobia. Mereka yang membenci Islam demi membenci tanpa alasan apa pun dinamakan Islamophobes. Manusia pembenci Islam ini di Barat maupun di Timur semakin bertambah dengan menggunakan media cetak, media sosial, dan ceramah di kampus dengan tujuan tunggal: mencemarkan nama baik Islam, melakukan disinformasi dan distorsi, sekaligus demonisasi Islam agar agama samawi terakhir ini berwajah seram, seolah-olah pendendam, dan menyukai kekejaman.

Di Amerika Serikat saja ada 46 lembaga yang melancarkan serangan Islamofobia. Para Islamophobes di AS itu terdiri atas akademisi, orientalis, wartawan, ketua lembaga studi, pendeta, dan lainnya. Di antara mereka ada juga bekas pegiat sosial Islam, penulis, dan aktivis LSM yang sudah murtad atau meninggalkan Islam.

Jangan lupa, di Indonesia ada juga lingkaran Islamofobia itu, meskipun omongan dan aksinya tidak sejelas kelompok Islamofobia Barat. Saya melihat dengan kasihan ada sejumlah aktivis Muslim, junior dan senior, tampak menikmati pujian yang datang dari lingkaran Islamophobes Indonesia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement