
Oleh : Ismail Suardi Wekke, CIDES ICMI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dengan kepulauan yang membentang luas dianugerahi keanekaragaman budaya dan sumber daya alam yang melimpah. Bahkan nikel menjadi primadona tersendiri. Kini berdiri di persimpangan jalan.
Di satu sisi, tantangan globalisasi, persaingan ekonomi yang ketat, dan isu-isu sosial yang kompleks membayangi. Begitu pula perang dagang global. Namun, di sisi lain, potensi besar untuk kebangkitan nasional juga terbuka lebar, menunggu untuk diwujudkan melalui sinergi, inovasi, dan semangat persatuan.
Merenungkan kembali jejak langkah para pendahulu, ingatan kita tertuju pada sosok Bacharuddin Jusuf Habibie, seorang visioner yang meyakini kekuatan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai kunci kemajuan bangsa. Semangat beliau dalam mendorong riset, inovasi, dan pengembangan industri strategis menjadi warisan berharga yang relevan hingga kini.
Nostalgia akan kepemimpinan beliau yang fokus pada penguatan fondasi teknologi nasional seharusnya tidak hanya menjadi kenangan manis, tetapi juga inspirasi untuk kembali menatap masa depan dengan optimisme dan keyakinan pada kemampuan anak bangsa.
Potensi kebangkitan nasional terletak pada kemampuan kita untuk mentransformasikan tantangan menjadi peluang. Bonus demografi yang kita miliki, dengan mayoritas penduduk usia produktif, dapat menjadi modal besar jika diiringi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Selain itu, kekayaan alam yang kita miliki, jika dikelola secara bijak dan berkelanjutan. Dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Namun, potensi saja tidaklah cukup. Dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, visioner, dan berintegritas untuk mengarahkan bangsa ini menuju cita-cita kemerdekaan yang sesungguhnya.
Kepemimpinan yang mampu merangkul keberagaman, mendorong partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, dan berani mengambil keputusan strategis demi kepentingan bangsa dan negara. Bukan diiringi kepentingan pribadi, dan segelintir orang semata.
Kebangkitan nasional juga memerlukan partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Semangat gotong royong, kepedulian sosial, dan rasa cinta tanah air harus terus dipupuk dan diaktualisasikan dalam tindakan nyata.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat sipil menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi inovasi, kreativitas, dan kemajuan bersama.
Dalam konteks global yang terus berubah, kemampuan untuk beradaptasi dan berinovasi menjadi krusial. Kita perlu mengembangkan daya sanding bangsa (termasuk keunggulan komparatif) melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kualitas produk dan layanan, serta pengembangan infrastruktur yang memadai.
Semangat yang pernah ditunjukkan BJ Habibie dalam memajukan industri dirgantara dan teknologi tinggi harus kembali membara dalam diri generasi penerus bangsa.
Tentu, jalan menuju kebangkitan nasional tidaklah mudah. Akan ada rintangan dan tantangan yang menghadang. Namun, dengan tekad yang kuat, persatuan yang kokoh, dan keyakinan pada potensi diri, kita dapat mengatasi segala hambatan.
Nostalgia akan semangat dan visi BJ Habibie harus menjadi penyemangat untuk terus berjuang demi Indonesia yang lebih maju, adil, dan makmur.
Oleh karena itu, kita dapat menjadikan momentum ini sebagai panggilan untuk bertindak. Kesempatan merajut kembali benang-benang persatuan, memupuk semangat inovasi, dan wujudkan cita-cita kebangkitan nasional.
Dengan meneladani semangat dan visi para pendahulu, termasuk BJ Habibie, kita yakin bahwa Indonesia mampu bangkit dan berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia.
Kebangkitan Nasional di Persimpangan Jalan: Antara Gemilang Indonesia Emas dan Gelisah Indonesia Cemas
Semangat kebangkitan nasional, yang dulu membakar jiwa para pejuang kemerdekaan, kini kembali relevan dalam konteks Indonesia modern. Kita berdiri di persimpangan jalan, di mana visi mulia Indonesia Emas 2045 membentang di hadapan, sebuah cita-cita luhur untuk mewujudkan bangsa yang maju, berdaulat, adil, dan makmur.
Namun, di sisi lain, bayang-bayang Indonesia Cemas juga menghantui, sebuah kekhawatiran akan tantangan-tantangan yang menghadang, mulai dari ketidakpastian ekonomi global, polarisasi sosial, hingga isu-isu lingkungan yang semakin mendesak.
Momentum kebangkitan nasional seharusnya menjadi landasan kokoh untuk mengakselerasi langkah menuju Indonesia Emas. Ini bukan sekadar retorika belaka, melainkan panggilan untuk bertransformasi secara fundamental. Pembangunan sumber daya manusia yang unggul, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penguatan karakter bangsa menjadi pilar-pilar utama yang tak bisa diabaikan.
Investasi besar dalam pendidikan, kesehatan, dan inovasi adalah kunci untuk membuka potensi generasi penerus bangsa, memastikan mereka mampu bersaing di kancah global dan membawa Indonesia menuju kemajuan yang berkelanjutan.
Namun, perjalanan menuju Indonesia Emas tidak akan mulus tanpa mengatasi berbagai tantangan yang berpotensi menyeret kita ke dalam jurang Indonesia Cemas. Ketimpangan ekonomi yang masih menganga, praktik korupsi yang merajalela, serta intoleransi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa adalah batu sandungan yang harus disingkirkan.
Pemerintah, masyarakat sipil, dan seluruh elemen bangsa memiliki tanggung jawab yang sama untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan akuntabel, memperkuat penegakan hukum, serta mempromosikan nilai-nilai toleransi dan inklusivitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, isu-isu global seperti perubahan iklim dan disrupsi teknologi juga menuntut respons yang cepat dan adaptif. Indonesia sebagai negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim harus mengambil langkah-langkah mitigasi dan adaptasi yang konkret.
Sementara itu, revolusi industri 4.0 menawarkan peluang sekaligus tantangan. Kita harus mampu memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, namun juga harus siap menghadapi potensi hilangnya lapangan pekerjaan dan kesenjangan digital.
Meskipun tantangan yang dihadapi cukup kompleks, kita semua tetap memandang masa depan Indonesia dengan optimisme yang terukur. Kekuatan terbesar bangsa ini terletak pada keberagaman budaya, kekayaan sumber daya alam, dan semangat gotong royong yang telah mendarah daging.
Generasi muda Indonesia juga menunjukkan potensi yang luar biasa, dengan semangat inovasi, kreativitas, dan kepedulian terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
Optimisme ini akan semakin menguat jika kita mampu mengambil pelajaran dari sejarah kebangkitan nasional di masa lalu. Semangat persatuan dan kesatuan, keberanian untuk bermimpi besar, dan kegigihan dalam memperjuangkan cita-cita luhur adalah modal yang tak ternilai harganya.
Kita harus mampu meneruskan api semangat tersebut dalam konteks kekinian, beradaptasi dengan perubahan zaman, dan bersinergi untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Kunci menuju Indonesia Emas terletak pada kemampuan kita untuk mentransformasikan tantangan menjadi peluang. Setiap permasalahan yang ada seharusnya memicu inovasi dan kolaborasi.
Dengan kepemimpinan yang visioner, kebijakan yang tepat sasaran, dan partisipasi aktif seluruh masyarakat, kita tetap yakin Indonesia mampu melampaui berbagai rintangan dan mencapai cita-cita luhurnya.
Sebagai penutup, momentum kebangkitan nasional hari ini sebagai panggilan untuk bertindak nyata. Bukan hanya sekadar mengenang sejarah, tetapi juga merajut masa depan yang gemilang.
Dengan semangat persatuan, kerja keras, dan keyakinan yang teguh, Indonesia Emas bukan lagi sekadar mimpi, melainkan sebuah bonus yang akan kita dapatkan bersama.