Ahad 17 Aug 2025 13:27 WIB
30 Tahun Republika.co.id

30 Tahun Republika Online: Menjaga Ruh, Merawat Harapan

Jurnalisme bukan sekadar profesi, tapi panggilan.

Logo 30 tahun Republika.co.id.
Foto: Republika
Logo 30 tahun Republika.co.id.

Oleh : Pemimpin Redaksi Republika Andi Muhyiddin

REPUBLIKA.CO.ID, Jika Republika Online seorang manusia, hari ini ia genap berusia 30 tahun. Usia yang matang, penuh pengalaman, tapi juga menuntut relevansi di tengah perubahan zaman.

Saya tak pernah menyangka akan menjadi bagian dari Republika. Perjalanan jurnalisme akhirnya membawa saya berkantor di gedung ikonik Republika di kawasan Buncit.

Baca Juga

Di tempat itu, saya pernah mengantar anak saya menerima penghargaan lomba video, tanpa pernah berpikir kelak saya akan bekerja di sana. Ibu saya, pelanggan setia koran Republika, adalah satu dari banyak orang yang kehilangan ketika koran tercinta itu akhirnya berhenti terbit. Saya masih menyimpan koran terakhir Republika, 31 Desember 2022, sebagai kenangan.

Dari Buncit ke Tebet: Simbol Perjalanan

Kini, babak baru dimulai. Untuk pertama kalinya, ulang tahun Republika Online dirayakan di kantor baru, di kawasan Tebet. Dari Buncit yang penuh sejarah, menuju Tebet yang lebih sederhana dan dinamis. Pindah kantor bagi kami bukan sekadar alamat baru, melainkan simbol perjalanan: dari masa lalu menuju masa depan yang menuntut transformasi.

Republika punya sejarah panjang. Lahir pada 4 Januari 1993 dalam bentuk koran. Kemudian tercatat sebagai media pertama di Indonesia yang hadir secara daring sejak 17 Agustus 1995. Sebuah langkah visioner di zamannya. Namun, kenyataannya, kami juga harus mengakui—beberapa media daring yang lahir belakangan dari kami, justru berlari lebih kencang.

Seperti anak yang sudah belajar sepeda duluan tapi malah disalip anak tetangga yang baru kemarin sore bisa gowes. Tapi begitulah dunia digital: yang muda belum tentu hijau, yang tua belum tentu paling hebat. Tapi kami tidak berhenti belajar. Kami berusaha terus mengejar, beradaptasi, tetap relevan, memperbaiki diri, tanpa kehilangan jati diri.

Tiga dekade perjalanan ini adalah kisah jatuh-bangun yang penuh pelajaran. Republika lahir dari gagasan besar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan tokoh-tokoh umat. Mereka bercita-cita menghadirkan media advokasi yang menyuarakan aspirasi Islam dan kebangsaan. Koran Republika pernah meraih banyak penghargaan bergengsi, nasional maupun internasional.

Tapi, zaman berubah. Nama besar tidak bisa menjadi jaminan untuk tetap terdepan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement