Oleh : Satria Kartika Yuda, Redaktur Republika.
REPUBLIKA.CO.ID, Perhelatan AFF U-19 Women’s Championship 2023 menunjukkan adanya potensi sekaligus pekerjaan rumah terkait sepak bola putri Indonesia. Jika pembinaan dilakukan secara serius, tim sepak bola putri bisa ikut mengangkat prestasi Indonesia di olahraga ‘si kulit bundar’.
Skuad Garuda Pertiwi mampu mencuri perhatian di fase grup.
Dalam ajang yang dihelat di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Indonesia menyapu bersih tiga laga di fase Grup A dengan kemenangan.
Claudia Scheunemann dan kawan-kawan membantai Timor Leste 7-0 pada laga perdana, menghajar Laos 4-1, dan membungkam Kamboja dengan skor lima gol tanpa balas.
Tim asuhan Rudy Eka Priyambada keluar sebagai juara grup dengan membukukan 16 gol dan hanya kebobolan satu gol. Ini merupakan catatan yang apik mengingat minimnya persiapan tim. Bagaimana tidak, timnas U-19 putri hanya memiliki waktu persiapan sekitar sepekan.
Rekor impresif di fase grup memunculkan harapan bahwa timnas U-19 putri bisa melangkah lebih jauh di Piala AFF U-19. Akan tetapi, kenyataannya belum sesuai harapan.
Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand di babak empat besar. Petaka dimulai saat Thailand sukses menciptakan peluang emas pada menit-menit awal pertandingan.
Kiper timnas U-19 putri Fani Supriyanto mencoba mengagalkan peluang dari pemain Thailand yang lolos jebakan offside. Fani berlari ke garis luar kotak penalti dan melakukan tekel ke arah pemain Thailand. Meskipun tampak tak terjadi kontak fisik, wasit memberikan kartu merah kepada Fani.
Bermain 10 pemain membuat Indonesia sulit mengembangkan permainan. Sempat bermain imbang 1-1, Indonesia akhirnya tunduk dengan kekalahan 1-7.
Indonesia mencoba menjalankan misi terakhir dengan meraih tempat ketiga. Sayang, Indonesia harus mengakui keunggulan Myanmar dalam laga yang digelar pada Sabtu (15/7/2023). Setelah bermain imbang 1-1 hingga waktu normal, Indonesia takluk melalui babak adu penalti.
Tanpa mengesampingkan perjuangan pemain, laga melawan Thailand dan Myanmar menunjukkan betapa pentingnya jam terbang dan liga ataupun kompetisi. Di fase gugur, hanya Indonesia yang timnya tidak memiliki liga sepak bola wanita.
Thailand, Vietnam, dan Myanmar sama-sama memiliki liga sepak bola wanita. Thailand memiliki liga profesional sepak bola wanita bernama Thai Woman’s League sejak 2009 dan rutin bergulir hingga saat ini.
Adapun di Indonesia, liga untuk pesepak bola wanita sudah empat tahun terhenti. Liga 1 putri musim 2019 merupakan edisi perdana dan terakhir.
Pentingnya keberadaan kompetisi sepak bola putri disadari Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Erick sejak awal terpilih sebagai ketua umum PSSI, sudah bertekad menghidupkan lagi liga sepak bola wanita.
Hal tersebut kembali ia tekankan seusai menyaksikan pertandingan timnas U-19 putri melawan Thailand di semifinal. Erick berjanji meningkatkan pembinaan sepak bola putri, yang salah satunya melalui kompetisi. Erick paham betul bahwa tempaan kompetisilah yang akan membangun mental dan permainan pesepak bola.
Soal pembinaan, ada sejumlah langkah yang telah diambil PSSI. Salah satunya adalah menjalin kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA). Kerja sama itu termasuk untuk pengembangan timnas sepak bola putri.
Tekad memajukan sepak bola putri tentu membutuhkan dukungan semua pihak. Agar liga sepak bola kembali bergulir, klub harus memiliki tekad kuat untuk membentuk tim sepak bola putri.
Hal yang tak kalah penting adalah dukungan suporter. Pertandingan sepak bola putri, kurang mendapat perhatian karena mungkin tidak dianggap menarik.
Namun, jika kita melihat pertandingan di Piala AFF U-19 2023, laga sepak bola putri tak kalah menarik. Banyak gol indah yang tercipta, termasuk oleh timnas putri Indonesia.
Walau gagal meraih gelar, timnas U-19 putri telah menunjukkan potensi untuk mengharumkan nama bangsa. Dari ajang Piala AFF U-19, kita juga bisa menyaksikan para pemain masa depan sepak bola putri Indonesia.
Salah satu pemain yang kini banyak diperbincangkan adalah striker Claudia Scheunemann. Meski baru berusia 14 tahun, Claudia memiliki insting yang tajam sebagai striker. Claudia menjadi lumbung gol bagi Indonesia dengan membukukan lima gol.
Semoga, harapan atas bergulirnya kembali liga sepak bola putri bisa segera terwujud. Dan, para pesepak bola putri kita bisa menorehkan prestasi di kancah internasional.