Di luar itu ia menghabiskan waktu bersama istrinya, Magda, dan putri kecilnya, Makka. Ia pun sangat melindungi keluarganya dari sorotan media. Tidak seperti istri dan pacar para pemain bola top dunia yang mengumbar kemewahan, Magda tak pernah tampil di depan umum.

Semua yang dilakukan Mo tentu sangat positif, bahkan menggembirakan, di tengah gambaran buruk tentang orang-orang Arab dan Muslim di Eropa. Di tengah maraknya Islamofobia di Barat, terutama Inggris. Mo telah menampilkan sosok Muslim yang baik, dengan disiplin, kerja keras, dan perilaku terpuji.

Mo sadar betul kebintangannya akan menjadi inspirasi dan teladan untuk generasi muda. Sebagai bintang ia sadar harus terus melakukan hal-hal yang baik dari waktu ke waktu. Lihatlah ia memberikan jersey-nya kepada seorang anak di pinggir lapangan yang meneriakkan namanya.

Menjadi bintang adalah anugerah dan sekaligus tanggung jawab. Tanggung jawab itu makin besar manakala ia seorang Muslim dan warga Arab yang hidup di Eropa. Berbagai hal, dari yang kecil hingga besar, akan disorot media dengan mata curiga.

Mo telah melakukan semua itu dengan baik. Prestasi dan keteladanannya dalam berperilaku, baik di dalam maupun di luar lapangan, merupakan promosi yang baik untuk Mesir dan Arab. Juga promosi yang jitu untuk Islam dan umat Islam, sekaligus menangkal Islamofobia.

Simaklah bagaimana Mo telah menjadi ikon anak muda di Inggris, terutama jutaan fan Liverpool. Sebuah lagu pun mereka buat dan mereka nyanyikan dengan riang setiap Liverpool bertanding.

Mo Salah lah lah lah lah. Mo Salah lah lah lah lah. If he’s good enough for you. He’s good enough for me. If he scores another few. Then I’ll be Moslem too. If he’s good enough for you. He’s good enough for me. Sitting in the mosque. That’s where I wanna be. Mo Salah lah lah lah lah. Mo Salah lah lah lah lah.

Ikuti Whatsapp Channel Republika