Senin 02 Apr 2018 05:03 WIB

Mo Salah Promosikan Islam dengan Prestasi dan Perilaku

Setiap kali menceploskan bola ke gawang lawan, Mo Salah segera sujud syukur.

Ikhwanul Kiram Mashuri
Foto:

Lalu, apa kata Mo tentang profesinya itu? Menurut dia, waktu kecil ia menganggap sepak bola hanyalah permainan. Hobi pun bukan. Namun, ketika pada usia 14 tahun, saat ia direkrut klub al-Mokawloon, untuk pertama kalinya ia berpikir sepak bola bisa sebagai pekerjaan.

“Saya waktu itu bermain untuk klub yang disebut al-Mokawloon dan saya bek kiri, mengenakan kaus nomor 3,’’ ujarnya dalam sebuah wawancara.

Mo pun tak pernah bermimpi suatu saat bisa bermain di klub elite Eropa. “Saya hanya berusaha memperbaiki diri, bahkan saat masih kecil. Saya ingin bermain di level teratas sepak bola Mesir,” kata ia melanjutkan.

"Klub Eropa? Saya tak pernah memikirkannya. Namun, ketika saya akhirnya mampu bermain di tim utama klub Mesir, saya mengatakan, 'mengapa Anda tidak bermain di Eropa? Anda harus bermain di Eropa.' Lalu, saat saya bermain di Basel, saya bilang, 'ayo ke klub yang lebih besar.'"

Pelatih Liverpool Jurgen Klopp optimistis pemain berusia 25 tahun itu akan bisa seperti Messi, Ronaldo, bahkan menjadi pemain terbaik di dunia. "Saya pikir dia sedang dalam perjalanan untuk itu," katanya. "Seperti biasa dalam hidup, jika Anda memiliki bakat, Anda harus menunjukkannya secara konstan."

Kini, manajemen Liverpool pun khawatir sang pemain akan dipinang klub lain. Mereka lantas memagarinya dengan harga jual yang sangat tinggi. Gaji Mo pada musim depan juga akan dinaikkan dua kali lipat dari yang diterimanya sekarang sebesar 90 ribu poundsterling (Rp 1,51 miliar) per pekan, ditambah berbagai bonus lainnya.

Dengan kekayaan dan gaji sebesar itu, Mo sebenarnya bisa berbuat apa saja. Termasuk mengikuti kehidupan glamor ala para pemain top dunia. Namun, Mo tetaplah Mo kecil yang tumbuh di desa.

Ia tetap bersahaja, tidak menenggak minuman keras dan tidak ke kafe hingga larut malam. Hari-harinya diisi dengan latihan dan bertanding. Mo adalah Muslim yang taat sebagaimana diajarkan keluarganya ketika masih di kampung.

Lihatlah selebrasinya. Setiap kali berhasil menceploskan bola ke gawang lawan, ia segera sujud syukur di lapangan, di tengah sorotan kamera televisi. Sujud syukur merupakan tanda terima kasih dan sekaligus pengakuan atas kebesaran Allah SWT. Manusia itu kecil dan kewajibannya berusaha. Yang Mahabesar dan Maha Penentu hanyalah Allah SWT.

Bila ada waktu luang, Mo pergi ke Liverpool Central Mosque yang juga dikenal dengan Masjid al-Rahma. Terutama pada saat shalat Jumat. Masjid tiga tingkat yang bisa menampung hingga 2.500 jamaah ini berjarak sekitar 15 menit dengan mobil dari Stadion Anfield milik Liverpool.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement