Ahad 12 Nov 2017 10:27 WIB

Pelajaran dari LPDP

LPDP
Foto:

LPDP memang mempunyai banyak jalur beasiswa. Saya sangat suka melakukan seleksi beasiswa afirmasi: kandidat yang berasal dari rumah tangga miskin, alumni bidik misi atau dari daerah 3T. Saat di Papua saya menemukan kandidat yang menyelesiakan sarjana di OSU atas dukungan dana dari AS. Kemampuan kandidat luar biasa (meski waktu tamat SMA kandidat mengaku tidak bisa ber-Bahasa Inggris sama sekali).

Ada relawan yang sudah mengabdi 8 tahun di pedalaman; juga sama: berkemampuan akademik dan bahasa asing yang luar biasa. Tentu saja peraih beasiswa LPDP seperti Gita Gutawa atau Tasya Kamila bukan hanya artis biasa karena untuk masuk ke universitas 10 besar dunia bukan hal yang mudah.

Penutup

Saya mengikuti kegiatan LPDP tidak hanya pada saat seleksi. Beberapa kali saya diundang ke Lapangan Banteng untuk memberikan masukan terhadap mekansime seleksi yang terus disempurnakan; bersama beberapa senior akademisi seperti dari ITB, IPB atau UI yang saya sangat kenal kredibilitasnya.

Diskusi sangat terbuka dan saya menyaksikan bagaimana profesionalisme BoD untuk menerima berbagai kritik dan masukan. Tidak semua institusi publik melakukan hal yang sama dalam proses bisnisnya.

Saat ini Pemerintah sedang menggodok legislasi yang lebih kuat untuk eksistensi LPDP ke dapan. Saya sangat berharap profesionalisme yang ada terus dipertahankan dan ditingkatkan. Dalam beberapa tahun terakhir kampus-kampus besar di Indnonesia didatangi oleh kantor-kantor internasional universitas rangking atas di Australia, Eropa dan AS.

Demikian pula apabila kami dari kampus berkunjung ke sana,secara langusng mereka mengatakan mohon rekomendasikan lulusan atau staf muda kami untuk melanjutkan studi ke sana, karena LPDP sudah memfasilittasi hal ini.

Tentu tak ada gading yang tak retak. LPDP perlu mengevaluasi lebih intensif lulusan yang sudah dibiayai: bagaimana prestasinya? dimana mereka sekarang? Tentu juga dana riset yang sudah dikucurkan; dipersyaratkan sudah pada tahap ujung, apakah sudah didiseminasikan kepada masyarakat?

Saya percaya teman-teman LPDP bekerja dengan hati, setidaknya saat pertama kali saya menyeleksi ke Medan, tidak saengaja duduk di sebelah Dirut LPDP, di kursi kelas ekonomi promo. Tidak banyak pengabdi di institusi publik yang benar kerja.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement