Ahad 12 Nov 2017 10:27 WIB

Pelajaran dari LPDP

LPDP
Foto:

Eksistensi dan Profesionlisme LPDP

Untuk meningkatkan daya saing SDM Indonesia, khususnya untuk penguasaan IPTEK yang lebih advanced, Pemerintah berkomitmen untuk menganggarkan dana yang besar untuk bidang pendidikan. Salah satu strategi yang ditempuh adalah dengan mengelola secara profesional sebagian dana alokasi APBN sebagai dana abadi (endowment fund).

Sejak tahun 2012 disepakati keberadaan lembaga pengelola yang berada di bawah Kemenkeu dalam bentuk Badan Layanan Umum, yang kemudian dikenal dengan nama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Lembaga ini bekerja dengan landasan dalam mengelola dana tidak boleh terjadi penurunan jumlah dana pokok.

Bahkan harus bertambah karena nilai uang yang terus menyusut, namun tetap harus dapat memenuhi kebutuhan anggaran untuk manajemen dan pelaksanaan program. Sehingga dalam menentukan portofolio investasi, instrumen yang dipilih hanya surat berharga negara atau deposito.

Mencari institusi publik yang berkerja secara profesional di negara ini tidaklah mudah. Banyak contoh berita miring terkait berbagai kasus korupsi, layanan yang tidak prima dll. LPDP menurut saya menunjukkan hal yang sangat berbeda. Setidaknya atas dasar dari keterlibatan saya dalam beberapa tahun terakhir.

Integritas dan profesionalisme terlihat dengan kasat mata.Tentu dengan relatif mudanya usia organisasi ini, berbagai perbaikan terus dilakukan,. untuk selalu menuju kesempurnaan dalam pelayanan kepada anak bangsa.

Saat ini LPDP menggunakan berbagai sumberdaya untuk mengimplementasikan berbagai program seperti beasiswa pendidikan lanjutan ke program master dan doktor; bantuan penyusunan thesis dan disertasi; bantuan dana riset dll.

Tim penyeleksi terdiri dari para akademisi dari berbagai perguruan tinggi di tanah air, yang berasal dari berbagai bidang ilmu dan para psikolog. Tentunya para penyeleksi tersebut disaring berdasarkan riwayat pendidikan dan pekerjaan. Berdasarkan pengamatan saya, rekan-rekan yang terpilih adalahmereka yang terbaik di institusinyamasing-masing.

Secara periodik LPDP selalu mengadakan serangkaian workshop bagi para penyeleksi. Mulai dari teknik wawancara, probing sampai kepada aspek-aspek yang ditonjolkan dalam memutuskan apakah kandidat layak lolos atau tidak. Kali pertamasayamenjadipeserta workshop sayamerasabanggakarena berkumpul bersama orang-orang hebat.

Sempat meminta wefie dengan Ibu Pratiwi Sudarmono yang menjadi favorit saya sejak lama. Kewajiban mengikuti workshop bukan hanya sekali. Setiap tahun penyeleksi lama juga diwajibkan mengkuti karena berbagai kriteria terus berkembang, juga metode seleksinya.

Namun kriteria utama tetap, yaitu nasionalisme dan integritas. Karena LPDP memang dimaksudkan untuk membiayai mereka yang berprestasidanhausilmunamuntidak mampu secara finansial; dengan syarat mereka harus mengabdi bagi negeri pasca menimba ilmu.

Bagi anak-anak muda yang duduk di bangku sarjana, lolos seleksi LPDP adalah mimpi besar mereka. Dua pekan lalu saya mengucapkan selamat kepada tiga alumni yang menjadi finalis seleksi mahasiswa berprestasi di IPB dan juga juara nasional tahun 2016; karena ketiganya lolos seleksi LPDP ke universitas rangking atas dunia.

Meraih impian yang saya pesankan saat mereka akan berkompetisi tahun lalu. Semisal Wageningen adalah impian mereka karena menempati posisi nomor 1 dunia untuk bidang pertanian. Mengikuti jejak kakak kelas mereka yang juga mawapres IPB dan nasional yang sudah lebih dahulu ke sana.

Sampai saat ini saya sangat percaya LPDP profesional dalam melaksanakan tugasnya. Tidak hanya sekali, dalam proses seleksi sering ditemukan sertifikat kemampuan Bahasa Inggris kandidat ternyata palsu; dan teman-teman staf muda LPDP mampu mendeteksinya. Seluruh proses wawancara direkam karena peserta yang tidak lolos berhak tahu bila ingin bertanya di kemudian hari.

Saya pernah menangis saat melakukan seleksi di Aceh, saat mewawancara kandidat yang mempunyai prestasi luar biasa. Bukan hanya karena sering mendengar cerita Tsunami di masa kecil mereka. Seorang kandidat sepanjang kuliah sarjana di Universitas Al-Azhar Kairo, meraih berbagai juara dalam kompetisi selain akademik, mulai cerdas cermat Bahasa Arab, pidato dalam Bahasa Inggris dll. Dengan segudang prestasi luar biasa, kandidat mempunyai satu mimpi besar ke depan.

Awalnya saya menduga mimpinya adalah menjadi Rektor UIN di Ciputat atau Menteri Agama. Namun justru jawabannya membuat hati saya tertohok. Karena kandidat nantinya ingin hidup di desa, Membangun boarding school yang akan menghantarkan anak-anak di Aceh Besar menjadi ilmuwan yang berakhlak mulia. Sungguhmenyentuhhatisaya, pasca kami minta kandidat mengutarakan mimpinya dalam Bahasa Arab dan Inggris. Luar biasa, mutiara terpendam di ujung barat negeri.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement