REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Adhyaksa Dault (Menteri Pemuda dan Olahraga periode 2004-2009)
Dua tahun ke depan akan menjadi periode lompatan buat Indonesia. Sebuah lompatan untuk menyambut gelaran Asia Games 2018 yang akan dilangsungkan di Indonesia. Jakarta dan Palembang menjadi dua kota yang telah ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan multievent olahraga paling bergengsi di daratan Asia ini.
Dari sudut pandang positif, terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 telah menjadi bukti nyata bahwa negeri ini masih memiliki kepercayaan di antara negara-negara kawasan. Untuk itu, sudah sepatutnya Jakarta dan Palembang menyambut tantangan ini dengan sebuah ikhtiar guna melakukan pembenahan kota menjadi lebih baik.
Namun, harus diakui, sejauh ini masih banyak hal yang perlu dibenahi jika Indonesia ingin menjadi tuan rumah yang sukses. Jakarta, misalnya. Rasanya, Ibu Kota negeri ini masih harus dibenahi, dipercantik, dan ditata kembali.
Bukankah hadirnya gelaran-gelaran internasional semacam Asian Games ini akan menjadi etalase yang sangat baik untuk mempromosikan diri ke kancah internasional?
Jadi, sudah saatnya Jakarta sebagai ibu kota negara mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi kota penyelenggara Asian Games 2018. Sejauh ini, slogan Jakarta Baru yang pernah digaungkan oleh Joko Widodo dan Ahok semasa kampanye Pilkada DKI Jakarta sekitar lima tahun silam, sepertinya masih banyak yang harus dikritisi.
Catatan terkait permasalahan yang paling dirasakan oleh publik di Jakarta, di antaranya sampah, kriminalitas, kemacetan, parkir liar, banjir, serta pedagang kaki lima, merupakan deretan persoalan yang masih banyak dikeluhkan (Kompas, Januari 2016).