Selasa 02 Dec 2025 08:09 WIB

Ibu, ASI dan Bencana

Lebih ideal lagi apabila tim medis ada seorang konselor laktasi.

Ilustrasi pengungsi banjir wanita dan anaknya
Foto: Republika/Daan Yahya
Ilustrasi pengungsi banjir wanita dan anaknya

Oleh : dr Prita Kusumaningsih SpOG; Bendahara Umum BSMI

REPUBLIKA.CO.ID, Pada penghujung tahun 2025, bencana besar melanda Indonesia.  Erupsi gunung Semeru di Jawa Timur yang baru saja mereda, disusul dengan banjir bandang dan tanah longsor melanda 3 provinsi sekaligus, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. 

Pemberitaan terakhir dari Reuters.com yang mengutip pernyataan dari ketua BNPB menyebutkan korban meninggal dunia pada bencana banjir bandang dan longsor tersebut mencapai 464 orang. Melonjak cepat sejalan dengan proses evakuasi yang sudah melibatkan alat berat.  Sedangkan total pengungsi dari ketiga provinsi tersebut tercatat 1,1 juta orang, per tanggal 1 Desember 2025 (bnpb.go.id) .  

Baca Juga

Ketika bencana melanda—baik banjir bandang, gempa bumi, longsor, maupun erupsi—kelompok yang paling sering terabaikan justru adalah mereka yang paling rentan: ibu hamil dan ibu menyusui. Dalam situasi krisis, kebutuhan mereka tidak hanya berkaitan dengan keselamatan fisik, tetapi juga kesehatan reproduksi, nutrisi, dan dukungan psikologis.

Baik ibu hamil maupun ibu menyusui mereka sangat rentan untuk menjadi korban  sehubungan dengan kondisinya.  Namun yang  seringkali terjadi di lapangan,  mereka justru menjadi kelompok yang terabaikan dan terlewatkan.  Naluri untuk menyelamatkan anak dan keluarga  terlebih dahulu disamping fisik yang cenderung kurang licah menyebabkan mereka “ketinggalan”.  Padahal , WHO dan Kemenkes sudah memberikan penjelasan mengenai hak-hak golongan yang rentan ini, sebagai berikut : 

  1. Prioritas evakuasi dan keselamatan.
  2. Pelayanan kesehatan reproduksi & maternal yang lengkap dan aman.
  3. Akses nutrisi dan suplai khusus untuk kehamilan & menyusui.
  4. Perlindungan dari kekerasan & keamanan di tenda pengungsian.
  5. Privasi, fasilitas sanitasi khusus, dan ruang ramah ibu-anak.
  6. Dukungan psikososial.
  7. Informasi kesehatan yang akurat dan mudah diakses.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement