REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sugeng Budiharsono dan Lalu Niqman Zahir*
Serangan pre-emptive Israel ke Iran pada Jumat (13/6/2025), telah mengakibatkan kerusakan dan meninggalnya salah satu petinggi IRGC. Hanya berselang beberapa jam, Iran merespon serangan tersebut dengan mengirim drone dan rudal hipersonik yang mengakibatkan kerusakan markas komando dan situs militer Israel, serta kaburnya Perdana Menteri (PM) Benyamin Netanyahu.
Serang menyerang antara Iran-Israel tidak dapat diketahui kapan berakhir. Padahal, sejatinya Iran, Israel, dan Amerika Serikat adalah tiga serangkai kawan rahasia sejak era Shah Iran (Economictimes, 13/6/2025). Trita Parsi (2007), menjelaskan dalam bukunya "Treacherous Alliance: The Secret Dealings of Israel. Iran and the United States", bahwa penyebab permusuhan tersebut antara lain adalah persaingan atau perebutan pengaruh di Timur Tengah.
Perubahan geopolitik di Timur Tengah terjadi pada saat proxy-proxy Iran menjadi semakin kuat, seperti Houthi di Yaman, Hisbullah di Lebanon, dan rezim Bashar al-Assad di Suriah. Sementara di sisi lain peran Israel semakin rontok sejak perang Gaza pada 7 Oktober 2023 sampai sekarang.
Perang Gaza sebenarnya perang multi-front, karena Hizbullah dan Houthi membantu Gaza. Perang di Gaza juga semakin membuka kedok Israel sebagai pelaku genosida di Gaza, dan kehebatan IDF dan alutsista Israel hanyalah mitos belaka. Apalagi setelah Amnesty International (2024), dan University Network for Human Rights (2024) dalam The UNHR report (2024), menyatakan Israel sebagai pelaku genosida di Gaza, mengakibatkan Israel dikucilkan negara-negara di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan posisi geopolitik Israel semakin sulit.
Konflik Iran-Israel dengan skala lebih besar yang yang terjadi tanggal 13 Juni 2025 telah menimbulkan kekhawatiran banyak pihak, bahwa konflik tersebut dapat membakar seluruh Timur Tengah, yang merupakan sumber energi dunia. Akibatnya, dalam waktu yang tidak terlalu lama, harga minyak dunia langsung naik. Harga minyak mentah Brent naik lebih dari 10 persen dibandingkan harga Januari 2025.
Setelah lonjakan awal, harga minyak sedikit menurun. Namun, minyak mentah Brent masih mengakhiri hari dengan harga 7 persen lebih tinggi dari harga penutupan Kamis, diperdagangkan pada 74,23 dolar AS per barel (Peter Hoskins, BBC News, 14/6/2025).
Harga saham di seluruh Asia dan Eropa pada hari Jumat juga anjlok. Indeks saham Nikkei Jepang ditutup turun 0,9 persen, sementara indeks FTSE 100 Inggris ditutup turun 0,39 persen. Pasar saham di AS juga ditutup turun. Dow Jones Industrial Average turun 1,79 persen sementara S&P 500 turun 0,69 persen.
Aset yang disebut "safe haven" seperti emas dan franc Swiss mengalami kenaikan. Beberapa investor melihat aset ini sebagai investasi yang lebih dapat diandalkan di masa ketidakpastian. Harga emas mencapai level tertinggi selama hampir dua bulan, naik 1,2 persen menjadi 3.423,30 dolar AS per ons (Peter Hoskins, BBC News, 14/6/2025).
Konflik Iran-Israel ini akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia jika berlangsung lama. Karena jika Iran melakukan blokade di Selat Hormuz maka akan dapat menghambat 20 persen rantai pasok energi dunia. Apalagi kalau sampai membakar seluruh Timur Tengah, tentu dampaknya akan sangat dahsyat. Tulisan ini menguraikan dampak konflik Iran-Israel terhadap perekonomian dunia dan Indonesia apabila berlangsung lama.
Dampak terhadap perekonomian dunia
Kondisi perekonomian dunia saat ini saja sedang mengalami tekanan akibat terjadinya perang Rusia-Ukraina, dan pengenaan tarif oleh Presiden Donald Trump. Perang Rusia-Ukraina telah mengganggu pasokan energi dan pangan dunia. Sedangkan Trump telah memperlakukan tarif kepada 160 negara di dunia menyebabkan ekonomi dunia semakin tertekan. Apalagi bila konflik Iran-Israel berlangsung lama, maka akan lebih membebani perekonomian dunia.
Pada 22 April 2025 waktu Washington DC, IMF melakukan konferensi pers terkait World Economic Outlook edisi April 2025. Pada edisi tersebut IMF membuat judul laporannya "A Critical Junction amid Policy Shifts". Laporan tersebut sudah mempertimbangkan pengenaan tarif oleh Presiden Donald Trump terhadap 160 dunia, yang telah mengakibatkan goncangan perekonomian dunia, baik dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
Proyeksi IMF tentang pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 sebesar 2,79 persen, turun sebesar 0,5 persen dari tahun sebelumnya. Namun pada 2026 akan meningkat kembali menjadi 2,96 persen. Di negara-negara Uni Eropa, pertumbuhan ekonomi sebesar 1,16 persen pada 2025, atau meningkat sebesar 0,04 persen dari tahun sebelumnya.
Demikian juga dengan tahun 2026 meningkat menjadi 1,48 persen. Sedangkan untuk negara-negara yang tergabung dalam ASEAN-5, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2025 sebesar 3,97 persen, atau menurun sebesar 0,66 persen dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2026 terjadi peningkatan yang relatif kecil, menjadi sebesar 3,89 persen. Dari data tersebut menunjukkan bahwa ASEAN terkena dampak cukup parah dengan adanya kebijakan tarif dari Trump.
Laju pertumbuhan ekonomi akan semakin tertekan bila perang Iran-Israel terus berlanjut. Pertumbuhan ekonomi dunia, baik di negara-negara maju maupun ASEAN-5 akan semakin tertetekan. Inflasi pada aras dunia yang mencapai 4,94 persen pada tahun 2024, dan diperkirakan akan terus meningkat. Demikian juga di negara-negara maju maupun ASEAN-5 (IMF, 2025).
Dampak terhadap perekonomian Indonesia
Dampak pengenaan tarif oleh Trump kepada Indonesia sangat signifikan. Pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir di atas 5,0 persen, akan terjadi penurunan. IMF memprediksikan perekonomian Indonesia pada tahun 2025 hanya sebesar 4,65 persen atau turun sebesar 0,35 persen. Sedangkan pada tahun 2026, pertumbuhan ekonomi hanya meningkat menjadi 4,67 persen.
Penurunan laju pertumbuhan ekonomi tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga terjadi pada India dan China. Pertumbuhan India pada tahun 2025 masih tinggi yaitu sebesar 6,20 persen, atau menurun sebesar 0,26 persen dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2026 terjadi peningkatan kecil, menjadi 6,27 persen. Sedangkan bagi China dampak tarif Trump ini sangat merugikan.