Ahad 23 Mar 2025 16:33 WIB

Cegah Jatuh pada Lansia: Upaya Bersama untuk Kualitas Hidup Lebih Baik

Program Posyandu Lansia salah satu strategi utama mencegah jatuh pada lansia.

Petugas kesehatan memeriksa kesehatan warga lanjut usia (lansia) di Posyandu Ayeum Mata, Desa Alue Raya, Samatiga, Aceh Barat, Rabu (31/8/2022). Posyandu untuk warga lansia digelar dua bulan sekali.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Petugas kesehatan memeriksa kesehatan warga lanjut usia (lansia) di Posyandu Ayeum Mata, Desa Alue Raya, Samatiga, Aceh Barat, Rabu (31/8/2022). Posyandu untuk warga lansia digelar dua bulan sekali.

Oleh: Neneng Kurwiyah, Mahasiswa Program Doktoral Keperawatan Universitas Padjadjaran Bandung dan Dosen Departemen Keperawatan Keluarga, Komunitas dan Gerontik Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Jatuh pada lansia sering kali dianggap konsekuensi alami dari proses penuaan. Namun anggapan ini keliru karena jatuh sebenarnya dapat dicegah. Jatuh bukanlah takdir yang tak terhindarkan, melainkan masalah yang dapat diminimalkan dengan pendekatan yang tepat.

Lansia mengalami berbagai perubahan fisik, kognitif, dan sensorik yang meningkatkan risiko jatuh. Faktor-faktor seperti penurunan kekuatan otot, gangguan keseimbangan, penglihatan memburuk, kondisi kesehatan kronis, serta efek samping obat-obatan tertentu menjadi penyebab utama jatuh pada lansia.

Selain itu, faktor lingkungan seperti lantai licin, pencahayaan yang buruk, serta kurangnya alat bantu mobilitas turut memperburuk situasi. Jatuh pada lansia bukan sekadar kecelakaan, juga dapat berakibat fatal seperti cedera serius, patah tulang, hingga kematian.

Lebih dari itu, dampak psikologis seperti takut jatuh kembali dapat mengurangi mobilitas dan kemandirian lansia sehingga menurunkan kualitas hidup mereka.

Kesadaran akan risiko jatuh dan kemampuan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan adalah kunci untuk menjaga kualitas hidup lansia.

Menganggap jatuh sebagai sesuatu yang tak terhindarkan dapat menghalangi upaya pencegahan yang efektif. Karena itu, pencegahan jatuh bukan hanya tentang menghindari cedera fisik, tetapi juga menjaga kesehatan mental dan emosional lansia.

Data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018 menunjukkan prevalensi lansia yang mengalami jatuh dalam satu tahun terakhir mencapai sekitar 28,8 persen. Angka ini menunjukkan jatuh merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan di Indonesia dan memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait.

Prevalensi jatuh yang tinggi ini menyoroti perlunya pencegahan yang lebih efektif dan terkoordinasi. Perempuan lansia lebih berisiko mengalami jatuh dibandingkan laki-laki lansia, terutama karena faktor osteoporosis, yang lebih sering terjadi pada perempuan.

Osteoporosis menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah sehingga meningkatkan risiko cedera serius akibat jatuh. Selain itu, perempuan lansia cenderung memiliki massa otot lebih rendah daripada laki-laki lansia, yang juga dapat meningkatkan risiko jatuh.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target untuk menurunkan angka kejadian jatuh pada lansia sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas hidup lansia.

Salah satu target yang dicanangkan dalam Rencana Aksi Nasional Kesehatan Lansia adalah menurunkan prevalensi jatuh dengan meningkatkan kesadaran dan kemampuan lansia dalam pencegahan jatuh (Kementerian Kesehatan RI, 2020).

Melalui berbagai kebijakan kesehatan dan program preventif, diharapkan angka kejadian jatuh dapat ditekan hingga di bawah 20 persen dalam lima tahun ke depan.

Target ini mencerminkan komitmen pemerintah untuk mengatasi masalah jatuh pada lansia dan meningkatkan kesejahteraan populasi lansia. Upaya untuk mencapai target ini melibatkan berbagai program dan kebijakan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan lingkungan yang mendukung bagi lansia.

Dalam konteks global, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan pencegahan jatuh sebagai salah satu prioritas dalam meningkatkan kesehatan lansia. WHO menekankan pentingnya pendekatan multidisiplin yang melibatkan berbagai sektor, termasuk kesehatan, sosial, dan lingkungan, untuk menciptakan solusi yang komprehensif dalam pencegahan jatuh pada lansia.

Indonesia, sebagai negara dengan populasi lansia yang terus meningkat, perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mengadopsi rekomendasi WHO dan mengimplementasikan program-program pencegahan jatuh yang efektif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement