Senin 17 Mar 2025 07:26 WIB

Ketika Posisi Utang Pemerintah Mencapai Rp 9.000 Triliun

Pembiayaan anggaran jauh melebihi nilai defisit, yakni sebesar Rp 220,1 triliun.

Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).
Foto: BPMI Setpres
Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Selasa (11/3/2025).

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh: Awalil Rizky, Ekonom Bright Institute

Baca Juga

Realisasi APBN selama dua hingga 28 Februari 2025 dilaporkan Pendapatan Negara sebesar Rp 316,9 triliun dan Belanja Negara sebesar Rp 348,1 triliun. Dengan demikian, dialami defisit sebesar Rp 31,2 triliun. Akan tetapi, pembiayaan anggaran jauh melebihi nilai defisit, yakni sebesar Rp 220,1 triliun.

Pembiayaan Anggaran adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.

Penerimaan pembiayaan antara lain berupa penarikan utang, pengelolaan hasil aset, penerimaan cicilan pengembalian pemberian pinjaman, atau penerimaan kembali investasi. Pengeluaran pembiayaan antara lain berupa pembiayaan investasi, kewajiban penjaminan, pembayaran cicilan pokok utang, atau pemberian pinjaman.

Pembiayaan utang adalah penyebutan nilai penarikan utang baru dan pelunasan pokok utang lama. Terdiri dari pembiayaan Surat Berharga Negara (SBN) dan Pinjaman. Biasa disajikan dengan nilai neto dalam postur APBN serta laporan APBN Kita, terutama dalam hal SBN.

Realisasi Pembiayaan utang sampai dengan 28 Februari 2025 mencapai Rp 224,3 triliun. Merupakan 28,9 persen dari rencana APBN 2025 yang sebesar Rp 775,9 triliun. Naik 21,59 persen dari realisasi tahun lalu (Rp 184,47 T).

Realisasi dua bulan awal 2025 melebihi nilai beberapa tahun terakhir, dan persentasenya atas target tahun yang bersangkutan. Pembiayaan utang sampai dengan akhir Februari atau persen atas target sebagai berikut: Rp 184,47 triliun atau 28,5 persen (2024); Rp 186,89 triliun atau 26,8 persen (2023); dan Rp 92,91 triliun atau 9,5 persen (2022).

Nilai realisasi pembiayaan utang sebesar Rp 224,3 triliun jauh melebihi defisit yang sebesar Rp 31,2 triliun. Bisa diartikan bahwa dana utang tersebut disiapkan untuk belanja satu dua bulan berikutnya, karena diprakirakan pendapatan tetap tidak mencukupi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement