Selasa 02 Jul 2024 20:54 WIB

Selamat Datang Syekh Al-Azhar: Merawat dan Memperkuat Simpul Islam Moderat

Syekh Al Azhar Mesir akan berkunjung ke Indonesia 8-11 Juli 2024

Grand Syekh Al Azhar . Syekh Al Azhar Mesir akan berkunjung ke Indonesia 8-11 Juli 2024
Foto:

Oleh : M Ishom el-Saha, Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten)

Konflik Israel-Palestina (Hamas) yang tidak kunjung selesai dikhawatirkan banyak pihak menyulut dapat konflik di kawasan Arab. Peran Grand Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb dengan pemimpin baru Indonesia diharapkan dapat saling menopang dan menyokong diplomasi damai di kawasan Timur Tengah, khususnya dan Dunia islam pada umumnya.

Konflik berkepanjangan Israel-Hamas ditakutkan menimbulkan efek domino berupa gerakan fundamentalisme, radikalisme, sparatisme, dan tetorisme dengan mengatasnamakan agama.

Berbekal pengalaman konflik Israel-Hamas di era 90-an, dengan dalih simtatisme lahirlah kelompok-kelompok jihadis yang meluaskan wilayah konflik ke negera-negara lain di luar Arab.

Oleh sebab itu dengan mengagendakan pertemuan di antara Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb dengan Presiden terpilih Probowo Subianto dapat mencegah timbulnya situasi yang tidak kita inginkan, seperti di masa lampau.

Interfaith dialogue

Dialog antaragama menjadi isu penting yang harus selalu disuarakan di dalam menghadapi situasi dunia yang tidak menentu. Dialog antaragama merupakan bagian dari strategi diplomasi untuk mewujudkan dunia yang aman sebab dalam dialog itu tidak sekedar mendialogkan keyakinan tetapi yang lebih utama adalah problem kemanusiaan dan masalah peradaban.

Kita patut mengerti bahwa menciptakan situasi keamanan kawasan maupun negara tidak serta merta hanya dengan menggunakan diplomasi pertahanan tetapi juga dapat dilakukan dengan cara diplomasi yang lain, atau disebut dengan second tract diplomat.

Kehadiran tokoh agamawan dunia seperti Grand Syekh Al-Azhar Ahmed Al-Tayeb seyogianya dipahami sebagai bentuk second track diplomacy yakni diplomasi jalur kedua yang dilakukan non-pejabat negara. Interfaith dialogue yang selalu digaungkan Grand Syekh Al-Azhar, sekalupun bukan sebagai deplomasi pertahanan, pada dasarnya sangat bermanfaat untuk mewujudkan dunia yang damai.

Berkali-kali Grand Syekh Al-Azhar melakukan lawatan ke Indonesia menjadi pertanda bahwa pemerintah maupun rakyat Indonesia adalah dipandang mitra yang baik untuk memperkuat dan memperluas jangkauan dialog antaragama. Oleh karena itu kita patut menyambut baik langkah-langkah yang dilakukan Grand Syekh Al-Azhar itu untuk menebarkan misi diplomasi Islam yang rahmatan lil-alamin.

Pemerintah Indonesia selayaknya menfasilitasi kehadiran tokoh yang berjuang dengan tulus menjadi second track diplomat. Termasuk memberikan ruang supaya diadakan pertemuan antara Grand Syekh Al-Azhar dengan pemimpin baru Indonesia.

Begitupun Masyarakat Indonesia, khususnya para tokoh agama dan cendekiawan hendaknya ikut aktif mendukung agenda second tract diplomat Islam moderat. Bahkan bila perlu Ormas keagamaan mengadakan pertemuan dengan Grand Syekh Al-Azhar selama lawatannya di Indonesia untuk menggelar acara interfaith dialogue.

Betapapun tak cukup sesekali diadakan dialog antaragama untuk menciptakan kehidupan yang harmonis, akan tetapi harus selalu diulang-ulang. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kita semuanya tentang arti dan tujuan hidup beragama yang rukun, harmonis secara berdampingan. Wallahu a’lam.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement