Senin 18 Jul 2022 19:50 WIB

Hedonistik Media Massa dan Pusaran Badai Krisis Ekonomi

Media massa hendaknya jadi pemandu rakyat dalam hadapi krisis ekonomi.

Warga membaca koran yang dipajang di Papan Baca Monumen Pers Nasional, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (12/6/2021). Papan Baca yang merupakan fasilitas milik Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut memasang beberapa koran lokal dan nasional untuk memenuhi kebutuhan berita dan informasi lainnya bagi masyarakat.
Foto:

Berbicara tentang media massa ibarat dua sisi mata uang, selain dampak positif yang ditimbulkannya media massa juga memiliki dampak negatif. Media massa dapat menimbulkan terjadinya perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial atau nilai-nilai budaya. Di jaman modern ini umumnya masyarakat menganggap hal tersebut bukanlah hal yang melanggar norma, tetapi menganggap bagian dari trend massa kini karena secara masif ditampilkan  media massa. 

Jangan sampai ketika krisis ekonomi global melanda, media massa malah menjadi bagian dalam menambah depresi masyarakat. Selain itu juga, perkembangan media massa yang pesat dan dapat dinikmati dengan mudah mengakibatkan masyarakat cenderung berpikir praktis. Dampak lainnya yang sudah merambah sebelum krisis yaitu adanya kecenderungan makin meningkatnya pola hidup konsumerisme. Secara sosio-psikologis, arus informasi yang terus menerpa kehidupan kita akan menimbulkan berbagai pengaruh terhadap perkembangan jiwa, terutama generasi muda.

Pesimisme ekonomi yang akan timbul tak perlu dibersamai dengan mutu rendah informasi yang disajikan media massa. Apalagi sampai tidak memuat pesan edukasi yang jelas, tidak ada kualitas standar, atau masih dipertontonkannya iklan-iklan terselubung, tayangan horror berbau pornografi bahkan sajian informasi hoax yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Idealnya, tujuan penyelenggaraan lembaga pers adalah untuk memperkokoh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertakwa, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera, serta menumbuhkan industri media massa Indonesia. 

Sehingga lembaga pers pun dituntut berpartisipasi dalam hal mencerdaskan kehidupan bangsa melalu ragam informasi yang mendidik. Khusus di bidang penyiaran, hal yang terjadi pada saat ini masyarakat kita masih menjadi masyarakat omnivision, (menonton segala konten) tidak memilah-milah kategori baik menurut usia maupun menurut tema. Seharusnya menjadi kesempatan baik lembaga penyiaran untuk memberikan informasi tepat guna. 

Jadikanlah media massa sebagai lembaga yang diperlukan masyarakat dalam menentukan pilihan atau sikap di masa krisis melanda. Mempengaruhi pemikiran masyarakat agar menjadi manusia yang tahan banting dan bisa adaptif dalam segala kondisi. Dengan demikian masyarakat dapat mengatur pola hidup, pola konsumsi, peduli lingkungan sekitar, penguatan diri dengan optimisme, dan meningkatkan ikatan silaturahim.

 

 

*Penulis adalah: - Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi UMJ dan  Manager Program Media Dakwah Islam Radio Silaturahim Network

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement