Kamis 14 Jul 2022 09:26 WIB

Nasib Hilangnya Jejak Kata Konjem dalam Terjemah Alquran dengan Arti Rasa yang Dalam

Ada istilah dalam bahasa Jawa yang kini hilang dalam penerjemahan Alquran.

Santri sepuh membaca Alquran sembari menunggu berbuka puasa di Masjid Agung Payaman, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022). Meski Pondok Sepuh Payaman masih tutup saat Ramadhan ini, animo santri sepuh untuk datang tidak surut. Sekitar 50-an santri sepuh mondok di Masjid Agung Payaman saat Ramadhan ini. Mereka nginap di rumah-rumah warga sekitar masjid. Santri sepuh mengaji atau ngaos bersama Kyai usai shalat Subuh dan sebelum Zhuhur.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Santri sepuh membaca Alquran sembari menunggu berbuka puasa di Masjid Agung Payaman, Magelang, Jawa Tengah, Selasa (19/4/2022). Meski Pondok Sepuh Payaman masih tutup saat Ramadhan ini, animo santri sepuh untuk datang tidak surut. Sekitar 50-an santri sepuh mondok di Masjid Agung Payaman saat Ramadhan ini. Mereka nginap di rumah-rumah warga sekitar masjid. Santri sepuh mengaji atau ngaos bersama Kyai usai shalat Subuh dan sebelum Zhuhur.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Sidrotun Naim, Staf Pengajar IPMI International Business School & Mahasiswa Doktoral UIN Syarif Hidayatullah

Bahasa adalah soal rasa. Dalam bahasa apakah Anda berbicara kepada orang tua? Anggaplah Bahasa Jawa, maka bahasa Jawa akan menjadi Bahasa dengan rasa paling dalam bagi Anda. Jika Pernahkah Anda membaca terjemah Alquran dalam Bahasa Jawa? Jika belum, bagaimana rasa dan kedalaman ketika terjemah satu ayat ini Anda baca dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa? Adakah pengalaman dan rasa berbeda? Anda dapat mencoba dari satu ayat di bawah ini:

Q.S. An-Anfal ayat 2 bercerita tentang ciri-ciri orang beriman: Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah mereka yang jika disebut nama Allah, gemetar hatinya dan jika dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakal.  

Terjemahan ayat itu dalam bahasa Jawa menjadi: Wong kang (sampurna) imane iku sarupaning wong yèn ngrungu wong nyêbut asmaning Allah, banjur konjêm atine, lan manawa ngrungu wong maca ayating Allah, banjur wuwuh kêncêng pracayane ing Allah, sarta padha pasrah nyumanggakake awake marang Pangerane.

Terjemahan dalam Bahasa Indonesia dikutip dari laman Kementerian Agama, sedangkan terjemah dalam Bahasa Jawa berasal dari naskah yang diberi nama ‘Kuran Jawi 1905’. Bahasa mana yang membuat Anda lebih bergetar? Alquran menyebutkan bahwa salah satu ciri orang beriman adalah yang gemetar hatinya jika disebut nama Allah. Mengapa hati kita tidak selalu bergetar pada kenyataannya ketika nama-Nya disebut? Atau sebenarnya selalu bergetar, tetapi kita tidak cukup mengenali getaran-getaran halus ini?  

Alquran turun dalam bentuk suara kepada Nabi Muhammad Saw, dalam Bahasa Arab. Makna dan rasa yang sempurna, ada dalam Bahasa Arab. Semua upaya penerjemahan, tidak selalu mampu memindahkan makna dan rasa secara penuh dari bahasa aslinya. Karena itu, penerjemahan teks, khususnya kitab suci, bukanlah pekerjaan yang sederhana. 

Perterjemahan tentu tidak dapat dipisahkan dari konteks jaman. Kuran Jawi diselesaikan penyusunannya pada tahun 1905, bersamaan dengan gerakan anti penjajahan, nasionalisme yang melahirkan proklamasi 40 tahun kemudian. Sehingga, terjemahan pada tahun 1905, tentu tidak lepas dari semangat ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement