Jumat 21 May 2021 13:50 WIB

Misteri Makna Kata Ulang Satwa

Banyaknya kata ulang nama satwa menghadirkan misteri makna

Pemerhati satwa dilindungi menggotong lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) saat proses evakuasi menuju tempat konservasi di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (27/4/2021). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengevakuasi tujuh ekor lumba-lumba hidung botol yang dimanfaatkan untuk pertunjukan atraksi di keramba besar milik salah satu perusahaan di kawasan Pantai Mertasari setelah sempat viral karena aksi artis Lucinta Luna menunggangi lumba-lumba saat berlibur di tempat itu.
Foto: Antara/Nyoman Hendra Wibowo
Pemerhati satwa dilindungi menggotong lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus) saat proses evakuasi menuju tempat konservasi di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (27/4/2021). Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali mengevakuasi tujuh ekor lumba-lumba hidung botol yang dimanfaatkan untuk pertunjukan atraksi di keramba besar milik salah satu perusahaan di kawasan Pantai Mertasari setelah sempat viral karena aksi artis Lucinta Luna menunggangi lumba-lumba saat berlibur di tempat itu.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Jaya Suprana, Budayawan, Penggagas Rekor MURI, Pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.

Menarik bahwa bahasa Indonesia kerap menggunakan kata ulang sebagai sebutan untuk berbagai jenis satwa. Misalnya ubur-ubur, cumi-cumi, alap-alap,  biri-biri, berang-berang, lumba-lumba, undur-undur, laba-laba, kunang-kunang, kura-kura, kupu-kupu, rama-rama.

Ternyata nama satwa terbanyak dengan kata ulang adalah jenis serangga yaitu kunang-kunang, kupu-kupu, rama-rama dan undur-undur yang sebenarnya larva .

Ubur-ubur merupakan binatang lunak yang hidup di dalam air asin dan termasuk dalam golongan Coleontarata berasal dari hewan berongga. Sementara cumi-cumi tergolong Chepalopoda hidup di air asin dengan sepuluh tentakel dan dua mata besar di kanan kiri kepalanya.

Lumba-lumba meski pandai berenang di air asin mau pun tawar sebenarnya bukan ikan tetapi binatang menyusui seperti biri-biri dan berang-berang. Satu-satunya burung dengan  nama kata ulang adalah alap-alap yang kerap keliru dianggap elang padahal falkon .

Hewan bernama kata-ulang bersifat predator adalah alap-alap , undur-undur dan laba-laba yang kerap keliru dianggap serangga padahal bukan sebab berkaki delapan dan tergolong hewan berbuku-buku dengan dua segmen tubuh.

Satu-satunya mamalia herbivora di dalam klab satwa bernama kata ulang adalah biri-biri. Sementara berang-berang adalah mamalia karnivora keluarga Mustelidae subkeluarga Luteinae dengan naluri ketrampilan arsitektural membangun bendungan.

Laba-laba dan undur-undur berbekal bakat alam membangun sarang masing-masing dengan bahan benang perekat dan pasir untuk menangkap mangsa mereka masing-masing lalu menghisap habis cairan di dalam tubuh mangsa mereka.

Tidak jelas alasannya kenapa satwa lain seperti nyamuk, sapi, merak,  gajah tidak disebut sebagai nyamuk-nyamuk, sapi-sapi , merak-merak dan gajah-gajah.

Menarik bahwa berang bermakna amarah yang bukan sifat dasar berang-berang yang lazimnya ramah dan gemar bermain. Namun jika terancam berang-berang bisa menjadi ganas dan agresif yang secara main keroyokan bisa mengalahkan buaya.

Sementara secara akuntantif laba merupakan surplus pendapatan dibanding dengan pengeluaran dan laba-laba bukan berarti keuntungan berlipat ganda.

Biri dan alap sebagai kata dasar malah sama sekali tidak bermakna meski kunang, kupu, kura, ubur juga sertamerta otomatis kehilangan makna apabila mandiri sebagai bukan kata-ulang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement