Kamis 06 Jun 2019 01:14 WIB

Ramadhan Paling Baper Telah Pergi

Sejumlah peristiwa yang mengusik perasaan terjadi di Ramadhan tahun ini.

Gita Amanda
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Gita Amanda*

JAKARTA — Allahu akbar. Allahu akbar. Allahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil ham. Gema takbir akhirnya kembali berkumandang. Rasa haru dan gembira pun bersatu padu.

Haru sebab itu menandai usainya Ramadhan, bulan penuh keberkahan. Gembira sebab hari ini, Hari Raya, setiap Muslim diharapkan kembali suci dan dapat memulai babak baru hidupnya.

Ramadhan 1440 Hijriah meninggalkan bekas mendalam. Banyak peristiwa yang membuat baper alias terbawa perasaan di Ramadhan tahun ini. Jika tidak buat kalian, setidaknya buat saya.

Awal Mei 2019, saat umat Muslim di negara lain bersiap menyambut Ramadhan, masyarakat Muslim Gaza justru harus berhadapan dengan serangkaian bom dan serangan mematikan tentara Israel. Di saat banyak Muslim di negara lain sibuk berbelanja demi menyambut puasa, Muslim di Gaza justru sedang mengangkat jenazah saudara-saudara mereka yang tewas kena serangan.

Memasuki pertengahan Ramadhan, kabar duka kembali menyelimuti. Aksi damai yang dilakukan sekelompok pendukung calon presiden, ditunggangi dan menimbulkan bentrokan fisik antara pendemo dan aparat.

Bayangkan di saat semestinya umat Muslim sibuk shalat malam atau tadarus di pertengahan Ramadhan, tapi mereka justru terlibat bentrokan. Aksi saling serang layaknya perang, sungguh membuat hati sedih. Korban tewas tak terhindari, luka-luka apalagi.

Ramadhan, yang harusnya dijadikan momen berdamai justru dengan mudah membuat orang tersulut untuk bertikai. Miris dan menyedihkan.

Belum usai kesedihan karena bentrokan antar ''saudara'' sebangsa, kabar duka kembali hadir. Ustaz besar negeri ini tutup usia. Banyak yang merasa kehilangan akan sosoknya. Ustaz Arifin Ilham, selama ini meninggalkan kesan mendalam bagi umat Islam di Indonesia.

Lantunan zikir yang kerap dibacakannya, nasihat-nasihat bijaknya. Menjadi penyejuk. Yup, bangsa ini kembali kehilangan orang-orang baik dan meneduhkan.

Ramadhan tahun ini juga kembali ditutup dengan kabar duka dari mantan ibu negara, Ani Yudhoyono. Setelah empat bulan secara intensif berupaya keras melawan kanker yang menderanya, Bu Ani begitu ia biasa disapa meninggal dunia.

Ibu negara dua periode ini nyatanya juga meninggalkan kesan. Hobinya yang unik sebagai ibu negara, fotografi, membuatnya gampang diingat. Belum lagi, selama ini beliau juga cukup eksis di dunia per-Instagram-an. Tak jarang berbagai kegiatan termasuk yang pribadi, ia bagikan pada para pengikutnya di media sosial tersebut.

Ciri khas unggahannya di Instagram adalah caption yang selalu ia sertakan dalam dua bahasa, Indonesia dan Inggris. Kini akun Instagram tersebut tak lagi ''hidup'' seperti hari-hari kemarin.

Ramadhan telah usai, tahun ini ia tak berjalan tapi seakan berlari. Begitu cepat ia pergi. Semoga setelah ini, tak ada lagi hal-hal yang bikin terbawa perasaan a.k.a baper.

Momen kembali fitri hendaknya menjadi saat kita kembali mengintrospeksi diri. Saatnya kembali menjalin silaturahim yang sempat renggang karena beda pandang. Selamat Hari Raya, semoga Allah SWT selalu menjaga Indonesia.

*) Penulis adalah redaktur republika.co.id

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement