REPUBLIKA.CO.ID,
Oleh Wartawan Republika Gilang Akbar Prambadi
Bahasan kontestasi menuju perburuan kursi Presiden Indonesia 2024 rasa-rasanya terus memanaskan diskusi di tengah masyarakat. Setidaknya, ini yang terjadi di ranah elite.
Wajar, itu karena Pemilihan Presiden (Pilpres) hanya tinggal tiga bulan lagi. Tepatnya pada Rabu 14 Februari tahun depan ratusan juta warga akan menentukan pilihan.
Kemungkinan, pada malam harinya, hasil quick count sudah diketahui. Bila merujuk kepada keyakinan tiga kubu yang tengah beradu bahwa Pilpres akan selesai satu putaran, maka siapa Presiden dan Wakil Presiden Indonesia anyar akan diketahui malam itu.
Namun sayang, ingar bingar di dunia politik beberapa pekan terakhir ini sedikit menggerus perhatian terhadap segala hal. Termasuk, dunia olahraga, khususnya sepak bola.
Piala Dunia U-17 2023 sedang berlangsung di Indonesia. Kita sebagai tuan rumah sudah tersingkir, sejak babak penyisihan. Semua berlalu biasa saja. Tak ada capres maupun cawapres yang merangkul masyarakat untuk menaruh fokus kepada event akbar tersebut. Kecuali mungkin Mas Gibran, mengingat statusnya sebagai pemimpin dari salah satu kota yang digunakan sebagai lokasi dihelatnya Piala Dunia U-17, Solo.
Di saat Piala Dunia U-17 bergulir, kesebelasan kebanggaan kita, Timnas Senior Indonesia juga sedang berjibaku di kualifikasi Piala Dunia 2026. Dalam sepekan terakhir, Indonesia menghadapi Irak kemudian Filipina, di rumah mereka. Hasilnya mengecewakan, kita dibantai oleh Irak, 1-5, dan secara mengejutkan kesulitan meraih poin penuh di Filipina setelah skor berakhir imbang, 1-1.
Entah apa para elite politik ada yang peduli atau tidak terhadap perjuangan timnas di negeri orang. Tapi sekali lagi, maklumi bila para politisi sibuk memikirkan panggung Pemilu 2024. Publik sudah lama membaca, Pemilu nanti adalah soal pertarungan dan pertaruhan.
Siapapun yang kalah, bukan tak mungkin harus menanggung beban berat. Sekurang-kurangnya, selama lima tahun berikutnya sebelum kemudian kembali mengadu nasib di Pemilu 2029.
Kembali ke timnas, sebelum Pemilu 2024 dimulai agenda tim Merah-Putih begitu padat, terutama di bulan Januari 2024. Ada Piala Asia 2023 (tetap bernama Piala Asia 2023 bukan 2024 -Red) menanti Skuad Garuda. Indonesia tergabung di Grup D bersama Jepang, Vietnam, dan pembantai kita pada laga kualifikasi Piala Dunia 2026, Irak.
Sebuah grup neraka. Jepang adalah Raja Asia dengan koleksi gelar terbanyak Piala Asia, empat trofi. Adapun Vietnam, tetangga gahar yang terakhir kali bisa kita kalahkan pada 2016. Sepanjang tujuh tahun lamanya, di level senior, Vietnam memang mendominasi rekor pertemuan melawan Indonesia dengan catatan tiga menang, tiga imbang, dan nol kekalahan.
Kemudian Irak. Tak usah lagi dibahas. Dahsyatnya kekuatan timnas dari Asia Barat itu telah terbukti mampu memporakporandakan Asnawi Mangkualam dan kawan-kawan pekan lalu.
Perjalanan timnas di Piala Asia 2023 akan diawali dengan laga melawan Irak pada 15 Januari, atau tepat 30 hari sebelum hari pencoblosan Pilpres 2024. Kemudian berlanjut melawan Vietnam, 19 Januari, dan Jepang 24 Januari. Bila lolos grup, maka Indonesia akan melanjutkan perjuangan di bulan Februari hingga puncaknya, di tanggal 10 Februari yang merupakan laga final.
Berat perjalanan timnas. Tapi kita sebagai negara pecinta sepak bola harus terus mengawal. Jangan sampai, momentum kebangkitan timnas di bawah naungan PSSI yang selama ini dikomandoi Erick Thohir buyar gara-gara pesta demokrasi.
Adapun Erick tampak konsentrasi melangkah bersama bendera PSSI. Ketika pihak lain heboh sendiri menyambut Pemilu 2024, Erick masih tampak sibuk mengurusi sepak bola dan tentunya negara, mengingat dia menduduki jabatan penting di dua kementerian. Semoga para elite bangsa ini juga punya perhatian serupa dengannya, minimal agar jangan lupa doakan timnas.