Jumat 02 Nov 2018 10:27 WIB

Teladan Kesabaran dari Sang Kurir

Meski dimaki dan diludahi, Ahmad Baco seorang kurir JNE tetap sabar.

Ahmad Baco, kurir JNE yang dimaki pelanggan di Tabanan, Bali. Video Ahmad Baco viral di media sosial karena dia tetap sabar meski dimaki-maki dan diludahi pelanggannya.
Foto: Tangkapan layar Youtube
Ahmad Baco, kurir JNE yang dimaki pelanggan di Tabanan, Bali. Video Ahmad Baco viral di media sosial karena dia tetap sabar meski dimaki-maki dan diludahi pelanggannya.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rudi Agung*

Di penghujung Oktober 2018, publik sempat dikejutkan viralnya rekaman video ihwal seorang kurir JNE yang dihina dina, direndahkan kemanusiaannya. Masalahnya sepele: hanya gegara kardus rusak.

Belakangan diketahui, penghina itu berinisal W dan sang kurir bernama Ahmad Baco (40 tahun). Keduanya warga Bali. Pak Ahmad, kurir JNE Area Tabanan Bali dimaki-maki W lantaran paket yang dibawanya robek. W, yang juga memiliki banyak unit usaha di bawah bendera Wizzela, seenaknya menghina, berteriak sambil meludah di depan Pak Ahmad yang usianya lebih tua.

Ia protes pada Pak Ahmad karena kardus paketannya sobek hanya beberapa sentimeter. Kemudian meminta manajer ekspedisi tempat Ahmad bekerja datang ke rumah W. Hanya karena kardus sobek yang tak seberapa.

W pun merekam dan membagikan aksi protesnya ke akun sosial medianya. Ia membentak-bentak Pak Ahmad dengan emosi yang tak terkendali. Tak cukup, sang istri pun ikut membentaknya.

Sebuah sikap yang jauh dari budaya ketimuran. Sungguh, bukan sikap warga Bali yang terkenal sangat ramah.

Namun, meski dimaki suami istri, disajikan teriakan dan ludahan dari W, Ahmad membalas dengan ketenangan yang luar biasa. Pak Ahmad menunjukan sikap sabar yang tiada tara.

Sebuah kesabaran yang sangat jarang ditemui. Apalagi saat dibuka paket yang di kemasannya ditulis barang pecah belah, hanyalah berisi mobil mainan dan boneka. Sama sekali bukan barang istimewa, apalagi berharga. Bukan juga barang pecah belah.

Sontak, video yang dibagikan dari W malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Video yang viral sampai ratusan ribu kali ditonton dan belasan ribu kali dibagikan, terus menjadi perbincangan. Tak hanya bagi warganet tapi sempat ramai di media darig dan obrolan masyarakat.

W yang tadinya mau menunjukan kesalahan ekspedisi karena kardus sobek justru mendapat kecaman dari warganet se-Indonesia. Bahkan seluruh akun sosmed dan WhatsApp-nya tak luput dari sasaran kecaman warga.

Ada pula yang ingin melaporkannya ke polisi. Warga geram melihat keangkuhan dan perlakuan tak manusiawi W pada sang kurir. Sampai-sampai beberapa peretas ikut geram.

Tak peduli suku, agama, perbedaan politik: semua mengecam perlakuan W. Menariknya, selang sehari, justru Ahmad yang meminta maaf. Publik pun mendesak agar W dilaporkan ke polisi agar menjadi pelajaran bagi semua.

Namun pada 30 Oktober, salah satu tokoh masyarakat Bali Ajik Anom melakukan mediasi antara W dan Ahmad. Mediasi itu disaksikan polisi setempat dan videonya kembali viral. Ajik Anom mengaku malu atas sikap W yang dinilai merendahkan orang Bali.

Lagi-lagi dalam tayangan itu, Pak Ahmad menunjukan kesabarannya. Ia meminta publik ikut memaafkan W. Ia telah memaafkan dan menganggap masalah selesai.

Ahmad yang ternyata sehari-hari hanya menggunakan motor butut dan hidup di bawah garis kemiskinan, mengundang simpati dari seluruh Indonesia. Banyak yang menilai kesabarannya sangat luar biasa dan sulit ditemu di zaman sekarang.

Pihak perusahaan tempatnya bekerja juga memberi apresiasi pada Ahmad. Ia diberi penghargaan dari Kepala Cabang JNE Denpasar atas dedikasinya.

Tapi bagi warganet belum cukup. Kesabarannya patut dihargai lebih tinggi hingga akhirnya ada yang menggalang dana untuk membeli motor baru bagi Ahmad. Sejumlah warga telah mengirim uang ke rekening sang kurir di Bank BRI 349001036551538 A/n Ahmad Baco.

Sikap Ahmad yang sangat sabar meski dipermalukan, direndahkan, diludahi orang yang lebih muda: memang potret yang sangat jarang. Bahkan sulit rasanya menemui sosok sepertinya.

Jangankan begitu, lihat saja kendaraan di lampu merah Jakarta. Lampu masih menyala merah sudah klakson tat tit tat tit. Tak sedikit yang menyerobot. Atau saling caci maki bila diserobot.

Dalam banyak kasus kriminal, kita juga kerap menyaksikan hanya gegara uang yang tak seberapa bisa mengakibatkan perselisihan. Bahkan pembunuhan. Pun kasus menyayat hati yang menimpa generasi bangsa ini: hanya karena diejek, bocah SD tega membunuh temannya sendiri.

Saya tak membayangkan jika perlakuan W ditimpakan pada orang lain, mungkin bisa saja berujung pertikaian atau pembunuhan. Buktinya, banyak sekali yang geram melihat Ahmad dihina dina. Kegeraman itu bahkan disertai pelbagai ancaman.

Sebaliknya, Ahmad terlihat tenang. Ia tanpa mengucapkan dalil-dalil, tanpa mengeluarkan kutipan hadits, tanpa berbusa-busa mengumbar kata bijak: tapi langsung memberi tauladan akhlak yang luar biasa. Malu rasanya. Malu.

Sikap Ahmad telah menampar bangsa ini. Ahmad telah menampar kita semua. Berapa banyak yang dari lisannya berkoar-koar ayat, hadits tapi emosinya mudah meledak-ledak.

Berapa banyak yang berteriak nilai-nilai agama, tapi saat sama mengumbar kebencian pada kelompok lain yang berbeda di depan jamaahnya. Berapa banyak yang menasehati tentang kesabaran tapi saat diuji, mengeluh ke mana-mana. Emosinya tak bisa dikontrolnya.

Sebaliknya, Ahmad langsung mengajarkan pada bangsa ini sikap dan makna kesabaran dengan akhlaknya. Tanpa harus mengumbar dalil, mengobral ayat-ayat, Ahmad memberi kita tauladan: agama adalah akhlak. Ahmad memberi contoh nyata budaya ketimuran yang sabar, ramah, mudah memaafkan, budaya yang kini mulai hilang.

Patut rasanya bila apresiasi tinggi diberikan pada Pak Ahmad Baco, sang kurir yang mungkin bisa menjadi tauladan kesabaran bagi kita semua. Tauladan kesabaran Indonesia di tengah kegersangan akhlak dan moralitas yang makin beringas.

Ajari kami Pak Ahmad. Ajarai anak-anak bangsa ini kesabaran. Ajari para politisi dan pejabat negeri ini sikap sabar. Ajari dai-dai kami menebar sabar dan kasih sayang.

Ajari kami agar negeri ini dipenuhi kedamaian dan persatuan yang kini mulai terkikis. Salam hormat untukmu, duhai Pak Ahmad. Semoga Allah memuliakan dan mengangkat derajatmu dan keluarga di dunia dan akhirat. Shalaallahu alaa Muhammad.

*) Pemerhati Sosial

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement