Senin 12 Feb 2018 04:33 WIB

Kerukunan Kita Diserang

Wartawan Republika, Agus Yulianto
Foto:

Akhir-akhir ini, kondisi itu sedikit demi sedikit mulai menampakkan wujudnya. Dan sasaran 'tembak' yang paling 'empuk' adalah kerukungan umat beragama yang saat ini sudah semakin membaik bahkan diakui dunia. Bahwa kerukunan beragama di Tanah Air, bisa menjadi contoh kerukunan umat manusia di seluruh dunia. Inilah yang harus terus menerus diwaspadai dan dijaga karena mereka (orang-orang atau kelompok yang tak bertangung jawab, red) tak akan pernah tinggal diam untuk membuat kekacauan dan kehancuran terhadap bangsa ini.

Teranyar kasus penyerangan terhadap tokoh agama Kristen saat dilangsungkannya misa suci di Gereja Katolik Santa Lidwina, Bedog, Jalan Jambon Trihanggo Nomor 3 Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad (11/2). Dalam peristiwa ini, empat orang--termasuk Koster Pasturan St Lidwina Bedog --menjadi korban luka-luka cukup serius akibat sabetan senjata tajam pelaku.

Peristiwa di Gereja Katolik Santa Lidwina, Bedog, Sleman ini, terjadi pada Ahad (11/2) sekitar pukul 07.30 WIB. Saat misa berlangsung, tiba-tiba seorang laki-laki masuk dari bagian barat pintu masuk gereja dan langsung melakukan penyerangan dan penganiayaan terhadap jemaat yang tengah mengadakan misa suci.

Kala itu, pelaku masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun ayunkan senjata tajam sehingga membuat para jemaat membubarkan diri. Selanjutnya pelaku berlari ke arah koor dan langsung menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa dan pelaku masih menyerang para jemaat yang masih berada di dalam gereja dan mengenai korban Budi Purnomo. Tak puas, pelaku masih mengayun ayunkan senjata tajamnya ke patung Yesus dan patung Bunda Maria yang berada di mimbar gereja.

Petugas Polsek Gamping yang dihubungi via telepon langsung mendatangi TKP. Petugas mencoba melakukan negosiasi kepada pelaku agar menyerahkan diri, namun pelaku berusaha menyerang petugas sehingga petugas mengeluarkan tembakan peringatan. Nekatnya, pelaku masih saja menyerang petugas mengenai tangan petugas. Kondisi ini memaksa petugas mengeluarkan tembakan ke arah pelaku dan mengenai perut sehingga dapat dilumpuhkan dan dibawa rumah sakit.

Pelaku akhirnya diketahui bernama Suliyono yang lahir pada 16 Maret 1995, dengan alamat Krajan RT 02 RW. 01 Kandangan Pesanggrahan Banyuwangi Jatim. Dalam kartu tanda penduduknya, pelaku masih berstatus pelajar/mahasiswa.

Sedangkan korban dari kejadian tersebut Budijono (44 tahun) warga Perum Nogotirto Gamping Sleman mengalami luka sobek pada bagian kepala belakang dan leher bagian belakang. Romo Prier asal Asmi Bener Yogyakarta mengalami sobek pada kepala belakang. Aiptu Munir anggota Aspol Polsek Gamping mengalami luka pada tangan dan Martinus Parmadi Subiantara dengan alamat Nusupan RT 02 RW 28 Trihanggo Gamping Sleman mrngalami luka pada punggung.

Saat insiden terjadi tedapat 200 jemaat yang mengikuti misa tersebut. “Beruntung, Tuhan masih melindungi dan jemaah lainnya,” tutur Permadi.

Atas kasus penyerangan ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif mengaku sangat kecewa atas kejadian yang menimpa Gereja Santa Lidwina. Sebab, suasana lingkungan begitu asri dan sangat kondusif untuk masyarakat lintas ras, agama maupun suku apapun di sana. "Saya benar-benar kecewa berat, kok di sini itu lho, motifnya apa," kata Buya yang datang ke lokasi, Ahad (11/2) pagi.

Buya menganggap, kejadian mengamuknya salah seorang tidak dikenal itu sebagai perbuatan biadab. Karenanya, Buya menuntut kepolisian untuk dapat menelusuri kejadian tersebut sampai tuntas.

Buya mengaku heran kejadian seperti itu bisa terjadi di Gereja Santa Lidwina yang berada di Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Terlebih, selama ini tidak pernah terjadi masalah.

Peristiwa sekecil apapun menjelang pilkada serentak di tahun poltik ini, harus menjadi perhatian. Apalagi yang berpotensi memancing kemarahan warga, patut dicurigai dan harus diusut tuntas.

"Pihak kepolisian harus melihat fenomena ini sebagai hal yang serius," kata Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, yang membidangi keagamaan Fahira Idris.

Peristiwa penyerangan di Sleman ini menambah panjang daftar kasus kriminalaitas yang membidik para tokoh agama di Tanah Air. Betapa tidak, belum lama ini pun telah terjadi penyerangan terhadap ulama dan ustaz di Bandung, Jawa Barat.

Korbannya adalah Komandan Brigade Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Islam (Persis), Ustad Pratowo. Ia telah menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku AM (45), Kamis pagi (1/2). Meski sempat dilarikan ke Rumah Sakit Santosa, Kopo Bandung, namun akhirnya korban menghembuskan napas terakhir di usia 40 tahun. Sebelumnya pada Sabtu (27/1) kemarin, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung KH Emon Umar Basyri juga harus mendapat perawatan karena dianiayai pria tak dikenal saat berzikir seusai melaksanakan Shalat Subuh berjamaah.

photo
Penyerangan Ustaz oleh 'orang gila'.

Dua kasus kriminal penganiayaan yang menimpa ulama dan ustaz ini, tentu saja mengkhawatirkan berbagai pihak. Ini karena dua peristiwa yang terjadi di Kota dan Kabupaten Bandung itu, adalah fenomena yang tidak biasa. Apalagi, itu dilakukan oleh orang yang diduga gila, tapi memiliki kondisi tubuh yang sehat dan normal.

Wajar, bila kemudian masyarakat dan umat Islam--khususnya ulama dan ustaz--diminta meningkatkan kewaspadaannya. Aparat kepolisian harus melihat fenomena ini sebagai hal yang serius dan segera memetakan persoalan serta mencari solusinya. Apakah ini merupakan peristiwa kriminal murni? Atau justru ada kepentingan-kepentingan tersembunyi yang melatarinya.

Akankah kerukungan umat beragama yang sudah terbangun sedemikian baiknya itu rusak gara-gara aksi brutal 'OGGB' dan pihak-pihak tak bertangung jawab yang menginginkan negara ini kacau? Maka, sudah sepantasnya bila pemimpin kita memberikan antensi yang besar terhadap kasus ini. Jangan sampai kita kecolongan di 'tahun politik' ini dengan munculnya kasus-kasus yang bisa menyebabkan ketidakstabilan bernegara. Semoga.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement