Kamis 29 Sep 2016 13:23 WIB

Wanita Pengukir Sejarah

Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menandatangi komitmen generasi Sukabumi terbebas seks bebas, narkoba dan HIV-AIDS.
Foto: Riga Nurul Iman/Republika
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menandatangi komitmen generasi Sukabumi terbebas seks bebas, narkoba dan HIV-AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Umar Yusuf,S.Sos.I *)

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman". (QS. Yusuf: 111)

Musuh-musuh Islam tahu bahwa wanita merupakan salah satu unsur kekuatan masyarakat Islam.  Musuh-musuh Islam telah menempuh berbagai cara untuk merusak wanita muslimah. Oleh karena itulah, kita harus kembali mengungkap kembali profil dan meneladani perjuangan wanita-wanita muslimah sebagai bekal untuk mengangkat harkat dan derajat wanita muslimah. Setiap pejuang Muslimah memiliki keistimewaan dan sarat dengan nilai-nilai positif yang telah mengukirkan sejarahnya dalam sejarah Islam.

Dari sekian wanita sebagai pengukir sejarah adalah : 1.   Khadijah. Nama lengkapnya Khadijah binti Khuwailid bin As’ad bin Abd Al Uzza’. Ia dilahirkan di Makkah tahun 68 sebelum hijrah. Ia adalah wanita yang sukses dalam perniagaan, seorang saudagar wanita terhormat dan kaya raya. Pada masa jahiliyah, ia dipanggil Ath Thaharoh (wanita suci) karena ia senantiasa menjaga kehormatan dan kesucian dirinya.  Orang-orang Quraisy menyebutnya sebagai pemimpin wanita Quraisy.

Rasulullah bersabda tantang Khadijah, "Allah tidak menggantikan untukku wanita yang lebih baik darinya. la beriman kepadaku di saat orang lain ingkar kepadaku, ia mempercayaiku di saat orang lain mendustakanku, ia menolongku dengan hartanya di saat orang lain tidak ada yang menolongku, dan Allah telah mengaruniakan kepadaku putra (dari hasil perkawinan dengan) nya sedang wanita-wanita lain tidak."

Keistimewaan Khadijah,  Ia adalah wanita yang pertama kali memeluk Islam. Ia beriman kepada Nabi disaat semua orang kafir padanya. Selain itu. Ia adalah wanita pertama yang dijamin masuk surga bahkan ia mendapat khabar gembira dari Allah, bahwa Allah telah membangunkan bagi rumah di surga.

Dalam sebuah hadits dijelaskan: ”Abu Hurairah ra menyatakan bahwa Jibril datang kepada Nabi SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, Khadijah sedang berjalan kemari. Ia membawa wadah yang berisis kuah, makanan atau minuman. Jika ia sampai kepadamu, maka katakanlah bahwa Tuhannya dan aku menyampaikan salam kepadanya. Dan sampaikanlah khabar gembira kepadanya bahwa ia mendapat sebuah rumah di dalam surga”. (Mutafaq ‘alaih)

Khadijah adalah manusia pertama yang mendapat salam dari Allah yang disampaikan dari langit ke tujuh. Ia pantas menerimanya karena selalu setia mendampingi Nabi dalam kondisi seperti apapun.

Anas ra meriwayatkan bahwa ketika Jibril datang kepada Rasulullah SAW yang sedang berduaan dengan Khadijah ra, Jibril berkata, “Sesungguhnya Allah menyampaikan salam kepada Khadijah”. Khadijah membalas, “Sesungguhnya Allah-lah As Salaam (Maha Pemberi Kesejahteraan). Sebaliknya kuucapkan salam kepada Jibril dan kepadamu. Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan, rahmat dan berkah-Nya kepadamu.” (HR An Nasa’i)

Khadijah wanita pertama yang layak dikatagorikan //shiddiq// di antara wanita mukmin lainnya.  Dia rela mengorbankan seluruh hartanya untuk kepentingan Nabi. Khadijah wanita yang memberikan keturunan bagi Nabi. Khadijah wanita yang matang dan cerdas, pandai menjaga kesucian, dan terpandang bahkan sejak masa jahiliyah dan diberi gelar Ath Thahiroh (wanita yang suci). Ia adalah orang yang terhormat, taat beragama dan sangat dermawan. Seluruh hidupnya diberikan untuk mendukung dan membela dakwah Nabi. Khadijah orang yang pertama shalat bersama Nabi SAW

2.  Saudah binti Zam’ah

Nama lengkapnya Saudah binti Zam'ah bin Qais. Ia masuk Islam bersama suaminya, Sakran bin Amr, di masa awal dakwah Islam. la ikut berhijrah ke Habasyah (Ethiopia). Suaminya meninggal di Makkah setelah ia pulang dari Habasyah bersama kaum Muslimin. Ia berpostur tubuh tinggi dan kurus. la terkenal suka berkelakar, bercanda, dan humor. la adalah wanita yang suka berderma.

la merawikan lima hadids dari Nabi. Di antaranya, ia berkata, "Ada seorang laki-laki yang datang menemui Nabi sembari berkata, ”Ayahku telah lanjut usia dan ia sudah tidak mampu menunaikan haji.” Nabi bersabda, "Bukankah seandainya ayahmu punya utang, lalu kamu melunasinya, dan itu akan diterima? " "Ya", jawab laki-laki itu. "Allah Maha Pengasih, maka tunaikanlah haji atas nama ayahmu!"  kata Nabi.

Keistimewaan Saudah binti Zam’ah: termasuk wanita pertama yang memeluk Islam, ikut hijrah dua kali yakni ke Habasyah dan madinah Munawwarah. Ia termasuk golongan pertama yang masuk Islam. Selalu berusaha sekuat tenaga menyanangkan hati Nabi dengan memberikan jatah hari gilirannya kepada Aisyah ra karena Saudah ra tahu bahwa wanita yang paling dicintai oleh Nabi SAW di antara istri-istrinya adalah Aisyah ra.

Aisya berkata tentang Saudah, ”Aku tidak pernah menemukan seorang wanita yang lebih kusukai jika aku menjadi dirinya, selain Saudah binti Zam’ah. Seorang wanita yang kekuatan jiwanya luar biasa”. Selalu mengejar kebaikan dan ketaan bahkan Aisyah cemburu dengan kesegeraan Saudah dalam kebaikan dan ketaatan.

Saudah ra. adalah seorang wanita yang dermawan dan murah hati. Ibnu Sirin menceritakan bahwa Umar bin Khaththab (setelah menjadi Khalifah, penj.) pernah memberi satu karung berisi uang dirham kepada Saudah ra. Ketika melihatnya, Saudah ra. bertanya, "Apa yang ada dalam karung ini?" Petugas Umar menjawab, "Uang dirham (perak)." Saudah ra. terkejut, "Karung ini berisi uang dirham, seperti kurma? Hai pelayan, ambilkan nampan!" Saat itu juga, Saudah ra. membagi-bagikan uang dirham tersebut kepada orang-orang yang memerlukannya.

Suatu ketika, Saudah ra. pernah mengalami masalah yang cukup memberatkan hatinya. Oleh sebab itu, ia segera menemui Nabi saw. untuk mengadukan permasalahannya. Ternyata, Allah berkenan menurunkan wahyu dari tujuh lapis langit untuk menyelesaikan masalah yang dialaminya, dan berlaku untuk siapa pun yang mengalami masalah yang sama hingga hari kiamat.

Aisyah ra. menuturkan, "Saudah binti Zam'ah ra. pernah keluar rumah malam hari. Umar melihatnya dan segera mengenalnya, maka ia berkata, 'Demi Allah, engkau pasti Saudah. Kami mudah mengenalmu.' Saudah merasa tidak enak hati, sehingga ia segera menjumpai Rasulullah SAW yang saat itu sedang makan malam di rumahku dan tangannya sedang memegang tulang yang nyaris habis dagingnya. Tidak lama kemudian, Allah menurunkan wahyu yang membenarkan tindakan Saudah. Rasulullah saw. berkata, Allah telah mengizinkan kalian ke luar rumah selama ada keperluan.” (Muttafaq 'alaih)

Dua wanita pengukir sejarah ini, menjadi inspirasi bagi kaum ibu dalam membuat sejarah untuk generasi terbaik yang akan datang. Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember memang masih cukup lama. Namun, upaya-upaya yang telah dilakukan dua wanita pilihan itu, patut kita teladani dan terapkan dalam kehidupan saat ini.

 

 

*) Kepala Departemen Dakwah & Komunikasi Yayasan Babussalam Al-Muchtariyah Pusat Bandung

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement