Selasa 09 Sep 2025 14:08 WIB

Sinergi Umat untuk Panggung Global, Wajah Baru Perbankan Syariah Indonesia

Aktivitas ekonomi tidak berhenti pada pencatatan laba-rugi.

Pegawai Mandiri Syariah menerangkan fitur wakaf sukuk CWLS Aceh pada kepada nasabah,  di Jakarta, Senin (31/8). BSM meluncurkan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) atau sukuk wakaf untuk pengembangan ekonomi Aceh. Sukuk wakaf merupakan investasi dana wakaf uang selamanya atau temporer (berjangka) melalui sukuk negara yang dikeluarkan Kementerian Keuangan RI untuk pemberdayaan ekonomi rakyat. 
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Pegawai Mandiri Syariah menerangkan fitur wakaf sukuk CWLS Aceh pada kepada nasabah, di Jakarta, Senin (31/8). BSM meluncurkan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) atau sukuk wakaf untuk pengembangan ekonomi Aceh. Sukuk wakaf merupakan investasi dana wakaf uang selamanya atau temporer (berjangka) melalui sukuk negara yang dikeluarkan Kementerian Keuangan RI untuk pemberdayaan ekonomi rakyat. 

Oleh : Pengamat Ekonomi Syariah, Mega Oktaviany

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelahiran bank syariah nasional hasil merger BUMN adalah sebuah deklarasi ambisi Indonesia untuk menjadi pemain utama di panggung keuangan syariah global. Namun, untuk memenangkan persaingan, meniru strategi raksasa keuangan dari Timur Tengah atau Malaysia saja tidak akan cukup. Kekuatan sejati dan pembeda utama Indonesia terletak pada karakteristik uniknya, yaitu integrasi harmonis antara sektor keuangan komersial dengan denyut nadi sektor sosial keumatan. Inilah jiwa ekonomi syariah Indonesia yang harus menjadi ujung tombak di kancah internasional.

 

Baca Juga

Integrasi Komersial dan Sosial

Karakteristik fundamental ekonomi syariah Indonesia adalah pemahamannya bahwa aktivitas ekonomi tidak berhenti pada pencatatan laba-rugi, melainkan harus berdampak pada kesejahteraan masyarakat (falah), sejalan dengan tujuan utama syariah (Maqasid al-Shariah). Bank syariah nasional, dalam konteks ini, berperan ganda, yaitu sebagai lembaga intermediasi keuangan sekaligus sebagai katalisator potensi sosial umat.

Inovasi paling representatif dari model ini adalah produk Waqf Linked Sukuk atau deposito yang terhubung dengan wakaf. Skema ini secara cerdas mengubah paradigma. Nasabah tidak hanya mendapatkan imbal hasil finansial, tetapi juga berpartisipasi dalam proyek produktif berbasis wakaf, seperti membangun fasilitas pendidikan atau klinik kesehatan.

Model hibrida ini menciptakan siklus kebajikan berkelanjutan, yaitu bank mendapatkan sumber dana murah (low-cost fund), sementara dana tersebut menjadi penggerak proyek sosial yang sulit dijangkau pembiayaan konvensional. Inilah wujud nyata bagaimana profitabilitas komersial dapat berjalan seiring dengan kebermanfaatan sosial.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement