Senin 24 Mar 2025 16:29 WIB

Dari Letovo ke Indonesia

Menciptakan pemimpin masa depan yang berkarakter dan berdaya saing global.

Calon peserta didik SMA Kemala Taruna Bhayangkara sebelum menjalani ujian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Foto: Yayasan Pendidikan Kader Bangsa/Instagram
Calon peserta didik SMA Kemala Taruna Bhayangkara sebelum menjalani ujian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Oleh : Dr Devie Rahmawati, CICS (Universitas Indonesia)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Pendidikan bukan sekadar mengejar angka, tetapi membentuk manusia unggul yang berkarakter, mencintai bangsa, dan siap bersaing di kancah global.” – Ki Hajar Dewantara.

Pesan Bapak Pendidikan Indonesia ini menjadi landasan filosofis bagi Yayasan Pendidikan Kader Bangsa Indonesia (YPKBI) dalam mewujudkan visi menciptakan generasi terbaik melalui pendidikan berkualitas tinggi. Terinspirasi oleh kunjungan ke Letovo School di Rusia, sekolah International Baccalaureate (IB) Boarding terbaik di dunia, YPKBI berkomitmen mengadopsi kurikulum IB yang holistik, namun tetap mengakar pada nilai-nilai lokal seperti agama, kebhinekaan, dan nasionalisme.

Namun, mengapa IB begitu penting? Apa keunggulannya, dan bagaimana dampaknya bagi masa depan pendidikan Indonesia?

International Baccalaureate (IB) adalah kurikulum pendidikan internasional yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan akademik, keterampilan hidup, dan karakter siswa. Kurikulum ini diterapkan di lebih dari 5.000 sekolah di 150 negara, menjadikannya salah satu sistem pendidikan paling dihormati di dunia. IB menekankan pada pembelajaran holistik, yang tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan kepedulian sosial.

Ada beberapa keunggulan Kurikulum IB. Yang pertama ialah pengakuan global, dimana

Lulusan IB memiliki peluang lebih besar untuk diterima di universitas top dunia. Menurut studi University of Chicago (2023), siswa IB memiliki peluang 22 persen lebih besar untuk diterima di universitas peringkat global 100 besar. Hal ini karena kurikulum IB diakui sebagai standar pendidikan tinggi yang ketat dan komprehensif; kedua, IB dirancang untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global.

Siswa diajarkan untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan berinovasi. Menurut World Economic Forum, keterampilan ini adalah kunci sukses di era digital dan ekonomi berbasis pengetahuan; ketiga IB tidak hanya mengajarkan akademik, tetapi juga membentuk karakter siswa. Nilai-nilai seperti integritas, empati, dan tanggung jawab sosial menjadi bagian integral dari kurikulum ini; keempat, IB menawarkan fleksibilitas dalam pembelajaran, memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka. Selain itu, sistem beasiswa yang inklusif memastikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh siswa dari berbagai latar belakang ekonomi.

Adapun dampak sekolah IB bagi siswa dan masyarakat, pertama Sekolah IB seperti Letovo School di Rusia telah membuktikan bahwa kurikulum ini mampu mencetak pemimpin yang kompeten secara global. Siswa IB tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki kemampuan kepemimpinan dan kepedulian sosial; kedua, dengan mengadopsi kurikulum IB, Indonesia dapat meningkatkan daya saing generasi mudanya di kancah global.

Lulusan IB yang kompeten dan berkarakter akan menjadi aset berharga bagi pembangunan bangsa; ketiga, melalui sistem beasiswa yang fleksibel, sekolah IB dapat menjangkau siswa berbakat dari berbagai latar belakang ekonomi. Ini sejalan dengan misi YPKBI untuk menyediakan pendidikan berkualitas tinggi yang terjangkau.

Masuknya lulusan Indonesia ke 100 perguruan tinggi terbaik dunia bukan hanya prestise, tetapi juga memiliki dampak strategis bagi kemajuan bangsa. Berikut beberapa alasan mengapa hal ini penting, pertama, menurut Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), lulusan dari universitas top dunia cenderung membawa pulang pengetahuan dan teknologi mutakhir ke negara asal mereka. Ini dapat mempercepat inovasi dan pembangunan di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, dan teknologi; kedua, lulusan dari universitas top dunia memiliki akses ke jaringan global yang luas.

Menurut QS World University Rankings, 70 persen lulusan dari universitas top dunia memiliki koneksi internasional yang kuat, yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kemitraan strategis dan menarik investasi asing ke Indonesia; ketiga, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa negara-negara dengan proporsi tinggi lulusan universitas top dunia cenderung memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Hal ini karena lulusan tersebut memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memimpin sektor-sektor strategis; keempat, keberhasilan lulusan Indonesia masuk ke universitas top dunia dapat meningkatkan reputasi bangsa di mata internasional. Menurut Times Higher Education (THE), negara dengan banyak lulusan di universitas top dunia cenderung dianggap sebagai negara dengan sistem pendidikan yang berkualitas.

YPKBI sedang membangun dan mengembangkan Akademi Kader Bangsa (AKB), yang diharapkan menjadi pionir dalam menyediakan pendidikan berasrama bertaraf internasional dengan biaya yang terjangkau, bahkan memberikan beasiswa penuh bagi siswa yang membutuhkan.

AKB ingin membuat terobosan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan membangun sekolah-sekolah ini, kami berharap dapat mendukung program asta cita pemerintah, yaitu menambah jumlah sekolah unggul di Indonesia.

Pendidikan bukan sekadar upaya mentransfer ilmu, tetapi seni mencetak generasi yang akan mengubah dunia. Sejarah telah membuktikan bahwa sebuah bangsa dibangun bukan oleh kekayaan sumber daya alamnya, tetapi oleh kualitas manusia-manusia unggul yang menjadi pemimpinnya.

Kita sering terjebak dalam ilusi bahwa pendidikan adalah instrumen untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, dalam masyarakat yang maju, pendidikan adalah alat untuk membentuk kelas pemimpin yang menentukan arah bangsa. Francis Fukuyama, menekankan bahwa kemajuan suatu negara tidak hanya ditentukan oleh sistem politiknya, tetapi oleh kualitas pemimpin yang mengelolanya. Pemimpin yang cerdas, berwawasan luas, dan memiliki kompetensi global adalah kunci ketahanan sebuah negara.

Jika kita melihat perbandingan global, Indonesia tertinggal jauh dalam menciptakan kaum intelektual dan pemimpin global. Berdasarkan data terkini : Vietnam mengirim 15 kali lebih banyak mahasiswa ke universitas top dunia dibandingkan Indonesia; Tiongkok mengirim 32 kali lebih banyak; Singapura mengirim 95 kali lebih banyak

Data ini menunjukkan kita masih harus berikhtiar untuk mengambil posisi strategis dalam kancah kepemimpinan global. Di sinilah sekolah IB Berasrama berperan. Jaringan Akademi Kader Bangsa, bukan hanya lembaga pendidikan, melainkan laboratorium kepemimpinan masa depan, tempat kader-kader bangsa dipersiapkan untuk menghadapi kompleksitas dunia modern dengan kecerdasan, karakter, dan keberanian.

Meskipun kurikulum IB menawarkan banyak keunggulan, tantangan terbesar adalah biaya pendidikan yang tinggi. Biaya pendidikan di sekolah IB non-asrama di Indonesia berkisar antara Rp 200 juta hingga Rp 750 juta per anak per tahun. YPKBI berkomitmen untuk mengubah paradigma ini dengan menyediakan pendidikan IB yang terjangkau dan berkualitas tinggi.

Selain itu, standarisasi dan inklusivitas menjadi kunci keberhasilan. YPKBI akan memastikan bahwa sistem seleksi dan talent scouting dilakukan secara adil dan transparan. 

Kurikulum IB bukan hanya tentang akademik, tetapi juga tentang membentuk generasi muda yang berkarakter, berdaya saing global, dan mencintai tanah air. Dengan mengadopsi kurikulum ini, YPKBI tidak hanya membangun sekolah unggul, tetapi juga menyiapkan pemimpin masa depan yang kompeten dan berintegritas.

Seperti kata Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat digunakan untuk mengubah dunia.” Kutipan ini mengingatkan kita betapa pentingnya pendidikan dalam membentuk masa depan bangsa.

Selain itu, Alquran juga menegaskan pentingnya pendidikan dalam Surah Al-Mujadalah ayat 11. “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”

Ayat ini menegaskan bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan adalah kunci untuk mencapai kemajuan, baik secara individu maupun kolektif. Dengan menghadirkan pendidikan IB yang holistik dan inklusif, kita tidak hanya menghormati kejayaan nenek moyang, tetapi juga menanam benih kebanggaan bagi generasi mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement