Oleh : Qomaruddin SE MKesos, Sekretaris DPC Partai Demokrat Lamongan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Banyak common sense publik yang mendefinisikan bahwa Indonesia adalah negara agraris, negara dimana kekuatan perekonomiannya.
Bertumpuh pada sektor pertanian, baik dari tanaman pangan, perkebunan, perikanan maupun peternakan. Komponen-komponen tersebut menjadi pondasi berkembangnya suatu Negara agraris, jika dikelolah dengan baik dan profesional.
Pertumbuhan dan perkembangan Negara agraris tersebut akan terpicu tumbuh dengan baik jika di dukung oleh sumber daya alam yang mencukupi, seperti kecukupan suplay air, tanah subur (tanah subur bergantung pada Air) dan udara atau iklim yang ada, beberapa hal tersebut diatas menjadi faktor utama dalam keberhasilan pertanian di Negara agraris dimana keberhasilanya akan berdampak pada ketahanan pangan Nasional.
Selain ketahanan pangan itu sendiri yang harus diwujudkan. Air sebagai pendukung utama harus dikelolah secara serius dan profesional dengan intervensi manajemen dan pengelolaan air yang mutakhir, hal ini dilakukan untuk memastikan kecukupan air yang berkualitas dalam mendorong terwujudnya program ketahanan pangan nasional.
Ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi di mana setiap individu memiliki akses yang cukup terhadap pangan yang aman, berprotein, bervitamin, bergizi, dan berkelanjutan sustainability.
Dalam hal ini, air kembali menjadi peranan penting, baik secara langsung maupun tidak langsung atas terwujudnya ketahan pangan Nasional itu sendiri.
Dalam sejarahnya air adalah variabel fundamental untuk dimulainya peradaban, mulai dari peradaban pra sejarah, sejarah sebelum masehi sampai peradaban moderen dan digital.
Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan sangat vital dan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Menurut ahli Robert J Kodoatie Air merupakan material yang membuat kehidupan terjadi di bumi ini.
Hal ini diperjelas lagi oleh Sayyid Quthb dalam karyanya Fi Dhilal Alquran, Air adalah dasar dari suatu kehidupan dan merupakan suatu unsur yang dibutuhkan dalam kehidupan hingga makhluk hidup pun sangat menantikan kedatangannya.
Pandangan diatas seakan mempertegas visi asta cita Bapak Presiden Prabowo Subianto dimana didalamnya tertuang tentang mendorong “kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru” ini mengisyaratkan kepada masyarakat bahwa pentingnya untuk membangun kesadaran agar kita bangkit mandiri dengan potensi yang dimiliki oleh bangsa ini.
BACA JUGA: Mengejutkan, Al-Julani Sebut Hayat Tahrir Al-Sham Suriah tak akan Perang Lawan Israel
Apapun kaadaannya, bangasa ini harus mampu untuk bertahan diri self defense dengan potensi yang dimiliki dan bangkit atas kekuatan mandirinya, lebih dari itu bangsa ini harus menjadi pelopor atas tumbuhnya bangsa yang swasembada pangan dengan proyeksi dimana disetiap desa terdapat bulog-bulog kecil sebagai lumbung pangan sekaligus pasar sentral sembako bagi masyarakat.
Di sinilah akan tumbuh perekonomian masyarakat yang cukup signifikan economic growth, yang berdampak pada masyarakat yang tadinya powerless berubah menjadi power full.