![](https://static.republika.co.id/uploads/images/widget_box/_230102090156-170.png)
Oleh : Oleh: Shabah Syamsi
Pada masa Kekhalifahan Umayyah, mulai didirikan beberapa bangunan di tanah Masjid Al Aqsa. Pada tahun 691, didirikan sebuah bangunan segi delapan berkubah yang menaungi Batu Fondasi oleh Khalifah Abdul Malik. Bangunan itu yang kemudian dikenal dengan Qubah Shakhrah, secara harfiah bermakna kubah batu.
Pada masa kepemimpinan Dinasti Ummayyah, para khalifah memerintahkan berbagai pembangunan di kompleks Al Aqsa yang kemudian menghasilkan berbagai bangunan yang masih bertahan hingga saat ini, di antaranya adalah Jami' Al Aqsa dan Qubah Shakhrah. Qubah Shakhrah sendiri diselesaikan pada tahun 692 M, menjadikannya sebagai salah satu bangunan Islam tertua di dunia.
Saat kemenangan umat Kristen pada Perang Salib Pertama pada tahun 1099, pengelolaan Masjidil Al Aqsa lepas dari tangan umat Islam. Jami' Al Aqsa diubah menjadi istana dan dinamakan Templum Solomonis atau Kuil Sulaiman (Salomo), sedangkan Qubah Shakhrah diubah menjadi gereja dan dinamakan Templum Domini atau Kuil Tuhan. Masjid Al Aqsa menjadi salah satu lambang penting di Yerusalem dan gambar Kubah Batu tercetak dalam koin yang dikeluarkan oleh Kerajaan Kristen Yerusalem.
Masjid Al Aqsa dikembalikan fungsinya seperti semula setelah umat Islam berhasil mengambil alih kepemimpinan kompleks ini pada masa Shalahuddin Al Ayyubi. Setelah itu, umat Islam mengelola Masjid Al Aqsa sebagai wakaf tanpa gangguan hingga pendudukan Israel atas Yerusalem pada 1967.
Setelah memenangkan perang, Israel menyerahkan kekuasaan Masjid Al Aqsa kepada lembaga wakaf Islam yang mandiri dari pemerintahan Israel. Namun, Angkatan Pertahanan Israel diperbolehkan berpatroli dan melakukan pengawasan ketat atas Al-Quds (Baitul Maqdis) itu.
Lihat halaman berikutnya >>>