Kamis 06 Jul 2023 20:24 WIB

Penyelenggaraan Haji dan Perubahan Iklim

Panas global akibat perubahan iklim sangatlah nyata dan ilmiah.

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H terus melakukan upaya preventif untuk mengantisipasi jamaah haji yang melempar jumrah di jamarat tidak kelelahan.
Foto:

Secara umum, satu-dua kasus semacam ini tak terhindarkan dialami bukan hanya oleh jamaah kita, juga berbagai negara. Menag dengan penuh sadar dan detail mencegah kasus-kasus yang tidak diinginkan terjadi. 

Sebagai pengirim jamaah haji terbesar di dunia, Indonesia melakukan langkah-langkah optimal dari sejak masa persiapan, pelaksanaan, dan pascapelaksanaan dilanjutkan evaluasi komprehensif untuk perbaikan penyelenggaraan haji tahun berikutnya.

Patut bersyukur

Dunia Islam patut bersyukur musibah besar haji tak terjadi dalam rentang lama (seperti tragedi  Terowongan Al-Muaisim Mina pada 1990 dan tragedi jatuhnya crane yang menewaskan ratusan hingga ribuan jamaah haji pada 2015) berkat kerja keras Pemerintah Arab Saudi dalam pembenahan infrastruktur dan tata kelola haji serta kerja sama komprehensif dengan negara pengirim jamaah haji. 

Selanjutnya, saat pandemi Covid-19 melanda dunia, berkat informasi-informasi ilmiah tentang daya tular dan bahaya virus ini, Arab Saudi menghentikan pelaksanaan ibadah haji dan umrah bagi dunia luar.  

Publik makin sadar ibadah haji bukan semata-mata peristiwa teologis yang sepenuhnya aman dari kendala-kendala.

Sebutan jamaah haji sebagai ‘dhuyufu al rahman’ (para tamu Allah) tidak lantas menghentikan upaya nyata dari banyak pihak untuk menyediakan layanan haji yang terukur dan terkendali berbasis ilmu pengetahuan, bukan berbasis takdir.

Pemerintah Arab Saudi telah melakukan berbagai transformasi infrastruktur haji, peningkatan keamanan, fasilitas kesehatan, dan lain-lain. Semua ini untuk menjamin pelaksanaan ibadah haji makin nyaman dan berkualitas. 

Visi 2030 dari Pangeran Mohamed Bin Salman yang ingin mengurangi ketergantungan pendapatan negara pada minyak, mendorong perbaikan sektor pariwisata—termasuk haji yang merupakan pendulang devisa terbesar kedua negara setelah minyak. 

Visi 2030 dari MBS—sebutan Mohamed Bin Salman—menunjukkan visi yang sangat jauh ke depan yang memikirkan tentang kelangsungan bangsa ini pascaminyak. 

Menarik, Visi 2030 MBS memperhitungkan kelangsungan negerinya di tengah ancaman krisis energi, lingkungan, dan perubahan iklim. Visi MBS adalah visi dunia yang sedang berbagi bersama tentang dampak perubahan iklim bagi kelangsungan bangsa-bangsa. 

Dilihat dari sudut teologis, Arab Saudi yang di dalamnya ada dua Kota Suci, Makkah dan Madinah sangat penting bagi dunia Islam. Peristiwa tahunan, ritual haji, jutaan umat Islam pergi ke dua kota tersebut untuk menunaikan ibadah haji .

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement