Oleh : Friska Yolandha, Jurnalis Republika.co.id
REPUBLIKA.CO.ID, Mudik identik dengan Hari Raya Idul Fitri. Mudik telah menjadi hajatan tahunan bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi para perantau.
Mudik selalu menjadi momen yang ditunggu bagi masyarakat. Tapi, mudik tahun ini berbeda bagi banyak orang. Mudik kali ini lebih spesial karena pemerintah membebaskan masyarakat untuk mudik karena status pembatasan penanganan Covid-19 (PPKM) telah dicabut.
Tiga tahun ke belakang, banyak masyarakat yang menahan diri untuk tidak pulang ke kampung halaman. Penyebaran Covid-19 yang begitu masif sejak awal 2020 membuat masyarakat terpaksa berlebaran di rumah saja.
Kini, tiga tahun berlalu, momen lebaran akan menjadi lebih berkesan. Masyarakat lebih bebas untuk kembali ke rumah tanpa harus dihantui oleh Covid-19.
Pencabutan status PPKM membuat prediksi jumlah pemudik meningkat signifikan. Survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menunjukkan 123,8 juta orang akan mudik pada tahun ini.
Jumlah ini meningkat signifikan dibandingkan 2022 yang sekitar 85 juta orang. Pada 2021, jumlah pemudik hanya 1,5 juta orang. Apalagi pada 2020 yang jumlahnya tak sampai 300 ribu pemudik.
Dari prediksi Kemenhub, itu artinya ada 45 persen penduduk Indonesia yang melakukan mudik. Hampir setengah penduduk Indonesia.
Provinsi terbanyak yang menjadi lokasi asal pemudik adalah Jawa Timur, kemudian diikuti Jawa Barat dan Jabodetabek. Sementara, daerah tujuan pemudik adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat non-Jabodetabek.Ya, Pulau Jawa masih menjadi pusat perputaran masyarakat Indonesia selama libur lebaran.
Mudik lebaran memang telah menjadi rutinitas tahunan bagi masyarakat. Momen ini tentu menjadi penting bagi ekonomi nasional. Perputaran uang selama libur lebaran akan menggerakkan perekonomian yang selama ini lesu diterjang pandemi.
Pemerintah memang mengharapkan perputaran uang selama libur lebaran dapat menggerakkan ekonomi, terutama di daearh tujuan mudik. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memproyeksikan, perputaran ekonomi saat momen mudik dan libur Lebaran tahun ini mencapai Rp 240,1 triliun. Pemerintah memprediksi perputaran uang kartal periode Lebaran 2023 mencapai 10 persen hingga 15 persen.
Peneliti CIPS Hasran mengatakan aktivitas mudik akan menggerakkan ekonomi lewat beberapa sektor strategis. Sektor transportasi merupakan penerima manfaat utama selama momentum mudik dan arus balik. Budaya pulang kampung menjelang Idul Fitri akan membuat permintaan terhadap sektor transportasi seperti kereta api, pelabuhan, jalan tol, maupun bandara menjadi tinggi.
Permintaan terhadap barang-barang konsumsi juga akan menggeliat baik produk hasil pertanian seperti sembako maupun hasil olahan industri makanan dan minuman. Selain itu, masyarakat akan memanfaatkan sisa waktu cuti dengan berwisata bersama keluarga sehingga akan turut meningkatkan pemasukan sektor pariwisata.
Mari kita berharap momen mudik lebaran ini dapat mendongkrak ekonomi seperti tahun-tahun sebelum pandemi. Pertumbuhan ekonomi kuartal II akan terdorong sehingga Indonesia bisa memacu perekonomian setelah lama terhalang pandemi.