
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Budayawan dan Sejarawan Betawi.
Pemilu 1955 diadakan era Kabinet Burhanuddin Harahap dari Masyumi. Untuk DPR RI diadakan 1955, peserta 58 kontestan, pengumuman hitung suara (manual) dilakukan tiga bulan kemudian di Gedung Olahraga, Gambir.
Lalu pada 1956 pemilihan Konstituante, 1957 pemilihan DPRD. Semua berjalan on schedule, tak ada bentrok, tak ada korban tewas, yang benjol pun tak ada.
Lagu Pemilu kala itu dicipta Ismail MARZUKI dengan tempo mars:
Pemilihan umum ke sana beramai
Marilah-marilah saudara semua
Marilah bersama memBERI suara (note: jaman now memBELI suara)
Suara yang bebas serta
rahasia.
Mungkin Bang Maing (Ismail Marzuki) tak menyangka lagunya kalah populer dengan lagu anak-anakmuda waktu itu yang ubah syair lagu pop Italia Anna dari film Anna starring Sylvana Mangano:
Bintang bulan Masyumi
Palu Arit PKI
Pala Banteng segi tiga PNI.
Pawai tiap hari Minggu oleh ormas Pemuda yang berafiliasi kepada partai tertentu. Pemuda Demokrat ke PNI, seragam berdasi. GPII ke Masyumi, seragam berdasi, berbaris dengan voorijder motor-motor besar. Herannya kalau kedua ormas ini papasan mereka saling lempa teriakan ormas mitranya. Pemuda Demokrat hidup GPII. GPII, hidup Pemuda Demokrat.
Lain lagi gaya PKI dengan Pemuda Rakyat. Mereka kalau berpawai sangat nyeremin karena bawa-bawa potongan besi. Tampilan dekil. Muka disangar-sangarkan.
Suatu waktu Pemuda Rakyat papasan GPII, tegang. Semua yang di lokasi berhenti bergerak. GPII juga istirahat gerak, sambil menunggu apa yang mau dibuat Pemuda Rakyat. Dia juga perlambat perjalannya.
GPII tak berkedip mandang Pemuda Rakyat. Kala 'pas papasan' muka, ternyata Pemuda Rakyat merunduk. GPII dan penonton yang simpati bagai dikomando teriak,"Hidup Masyumi!"
Bintang kampanye Masyumi di Jakarta Ibu Saleha Thabrani. Ia Betawi Krekot. Kampanye Masyumi tidak dengan live musik tapi piringan hitam lagu Said Effendi bertema kampanye. Ada yg masih saya ingat syairnya sebait:
Dan janji Masyumi
Setia pada tujuan revolusi
Usiaku saat itu menginka 13 tahun waktu jaman kampanye. Suatu malam dengan teman-teman kami mencari kampanye yang ada musik. Datang ke kampanye PNI, taunya musik keroncong. Mereka bawakan lagu bersyair: pahlawan merdeka yang gugur sebagai bunga....
Kami muter ke Karang Anyar, dari kejauhan terdengar suara gambus lagi dipentil:"Nyo' kite kesono. Masyumi nih".
Sesampai di tempat gambus, kontan dengkul kami langsung lemes. Dan kami balik kanan grak. Backdrop pentas di belakang pemusik gambar palu arit, gedeee bangeeet!
Dasar PKI, orang ditipu pake gambus!