Jumat 07 Feb 2020 12:45 WIB

Terobosan Dibalik Tajamnya Peningkatan Ekspor Pertanian

Sejak terobosan program Gratieks terjadi peningkatan tajam ekspor pertanian.

Ketut Kariyasa-Kapusdatin (Kepala Pusat Data dan Sistem Informatika Kementerian Pertanian)
Ketut Kariyasa-Kapusdatin (Kepala Pusat Data dan Sistem Informatika Kementerian Pertanian)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ketut Kariyasa-Kapusdatin (Kepala Pusat Data dan Sistem Informatika Kementerian Pertanian)

Sesuai arahan Presiden Djoko Widodo  bahwa ekspor dan investasi merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga harus ditangani secara serius. Untuk membumikan arahan presiden tersebut,  Kementerian Pertanian yang dikomandoi oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) membuat terobosan baru dalam mendorong ekspor produk pertanian, yang dikenal dengan Gerakan Peningkatan Ekspor Pertanian Tiga Kali Lipat (Gratiek).

Melalui terobosan ini diharapkan dalam 5 tahun ke depan, secara bertahap ekspor produk pertanian meningkat tiga kali lipat dari sekarang. Ditengah-tengah lesunya ekspor Indonesia, justru terobosan yang dibuat Menteri SYL telah menunjukkan hasil yang sangat membanggakan.

Hal ini terlihat dalam dua bulan terakhir (Nopember dan Desember 2019) ekspor produk pertanian meningkat tajam. Volume dan nilai ekspor produk pertanian selama Nopember-Desember  2019 meningkat masing-masing 8,66 persen dan 10,90 persen dibandingkan pada periode Nopember-Desember 2018, yaitu dari 7,73 juta ton menjadi 8,40 juta ton dan dari 4,67 miliar dolar AS menjadi 5,18 miliar dolar AS.

Pada periode tersebut, surplus neraca perdagangan produk pertanian Indonesia juga meningkat 34,72 persen dibanding tahun 2018, yaitu dari 1,44 miliar dolar AS menjadi 1,95 miliar dolar AS. Pada tahun yang sama (2019),  kinerja ekspor produk pertanian dalam dua bulan terakhir (Nopember dan Desember) juga lebih baik dibanding bulan-bulan sebelumnya. Hal ini tampak pada Nopember 2019 volume dan nilai ekspor produk pertanian meningkat masing-masing 7,35 persen dan 4,53 persen terhadap Oktober 2019. 

Bahkan pada Desember 2019  volume dan nilainya meningkat masing-masing 10,44 persen dan 19,56 persen terhadap November 2019 dan meningkat masing-masing 18,56 persen dan 24,98 persen terhadap Oktober 2019.

Surplus neraca perdagangan produk pertanian juga meningkat tajam pada Desember 2019, yaitu 24,52 persen terhadap Nopember 2019, dan meningkat 61,45 persen terhadap Oktober 2019. Peningkatan ekspor dan surplus perdagangan produk pertanian dalam dua bulan terakhir ini tentunya tidak terlepas dari dorongan kuat Kementan dibawah Menteri SYL  untuk menggerakan ekspor produk pertanian.

Namun demikian, sampai saat ini ekspor produk pertanian masih didominasi oleh produk perkebunan.  Dari nilai ekspor produksi pertanian selama tahun 2019 sebesar 24,97 miliar dolar AS, hampir 95 persen berasal dari perkebunan, dan masing-masing hanya 2,83 persen dari peternakan, 1,73 persen dari produk hortikultura dan sisanya 0,55 persen dari produk pangan.

Untuk meningkatkan peran sektor pertanian ke depan dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional dan mewujudkan target peningkatan ekspor tiga kali lipat, berbagai upaya dilakukan, seperti mengidentifikasi dan mendorong produksi dalam negeri berpotensi ekspor.

Selain itu juga meningkatkan peran swasta/investor dan kebijakan mempermudah proses eskpor, perbaikan sistem layanan karantina, peningkatan efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui pengembangan pertanian berbasis IT.

Selanjutnya, juga melakukan diplomasi untuk memperluas jenis komoditas dan tujuan pasar ekspor ke negara-negara baru.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement