REPUBLIKA.CO.ID, Pasar dan (salah satu aspek) kerja otak manusia, keduanya berperilaku seperti fenomena kuantum. Tidak heran kalau revolusi kuantum dapat terjadi dalam ekonomi.
Fisika kuantum, telah mengenai perilaku alam semesta pada skala atom, memberi acuan model guna memahami bagaimana pengambilan keputusan manusia secara kolektif memengaruhi ekosistemnya. Sebuah partikel atomic, tidak berperilaku seperti bola biliar bertumbukan, tetapi gelombang menjalar. Bayangkan gelombang di air, yang riaknya berubah-ubah tergantung bentuk tempat penampungnya.
Perubahan ini diatur hukum kuantum. Karena sebuah gelombang tidak memiliki posisi tertentu, sebuah partikel dalam kuantum bisa berada pada dua tempat bersamaan.
Ini disebut superposisi dan menjadi jiwa mekanika kuantum. Akibat superposisi, selalu terdapat ketidakpastian alami dalam pengukuran partikel, misalnya, pada posisi dan momentum.
Lalu saat diukur berulang-ulang, hasil pengukurannya tidak tunggal. Ini membuat, dalam kuantum sesuatu tidak mempunyai nilai pasti sebelum diukur.
Namun, ini justru kita temukan pada ekonomi. Misalnya, saat seseorang mau menjual rumahnya, dia tidak tahu nilainya sebelum harganya dipatok saat transaksi (analog dengan pengukuran kuantum).
Ilmu ekonomi selama ini memandang, harga barang ditentukan konsumen yang membuat pertimbangan barang mana yang mendatangkan manfaat terbesar baginya--teori utilitas. Pandangan terhadap ekonomi sebagai mesin efisien seperti ini tidak sesuai sifat alami pilihan manusia yang memiliki ketidakpastian dan irasionalitas.
David Orvell dalam A Quantum Theory of Money and Value (2016) menyatakan, lebih masuk akal ekonomi dipandang sebagai suatu sistem akibat aksi kolektif beragam individu yang berinteraksi, seperti partikel kuantum yang saling berinteraksi.
Aspek misterius lain kuantum adalah entanglement.
Dua partikel dari satu sumber, meski dipisahkan puluhan tahun cahaya jaraknya (bahkan terpisah di masa depan), dapat terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan sebagai dua sistem berbeda. Pengukuran pada salah satunya berdampak pada partikel lainnya secara serentak. Analoginya, ibu dengan anak kembar, saat yang satu jatuh sakit kembarannya bisa merasakan meski terpisah jauh.
Pada ilmu sosial seperti ekonomi, entanglement bisa menjelaskan, terdapat dua pihak yang bisa bekerja sama atau menjatuhkan, sementara setiap pihak tidak mengetahui pilihan lawannya. Contohnya, pada teori permainan adalah dilema sepasang tahanan (prisoner's dilemma).
Terdapat dua tersangka pada suatu persidangan dan tiap-tiap tersangka dapat memilih bekerja sama atau menjatuhkan lawannya. Ada empat keadaan yang bisa muncul: untung-untung, untung-rugi, rugi-untung, dan rugi-rugi. Versi kuantumnya, setiap tersangka memiliki superposisi dua pilihan (kerja sama dan menjatuhkan) dan keadaan keduanya dapat saling terkait (entanglement).
Keadaan setiap pemain dapat direpresentasikan oleh qubit, quantum bit, yaitu superposisi dari keadaan "dan" sekaligus. Selanjutnya, kita membahas efek kuantum dalam menjelaskan dunia saham dan teknologi riil kuantum pada pertumbuhan makroekonomi.