Senin 29 Jul 2019 00:25 WIB

Selamat Malam Ganja...

Penggunaan ganja sebagai alat bantu tidur masih kontroversial bahkan di luar negeri.

Artis yang juga tersangka penyalahgunaan narkoba Jefri Nichol usai memberikan keterangan pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (24/7).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Artis yang juga tersangka penyalahgunaan narkoba Jefri Nichol usai memberikan keterangan pers di Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Indira Rezkisari*

Komedian Nunung menangis. Mengaku salah. Sama dengan aktor Jefri Nichol. Jefri mungkin tidak menangis. Tapi dia mengaku salah. Sudah menggunakan ganja hingga akhirnya tertangkap.

Baca Juga

Tangis Nunung, rasanya sudah pernah dilihat ketika Roro Fitria ditangkap karena narkoba. Permintaan maaf Jefri juga sudah pernah didengar ketika Jerry Aurum menggunakan narkoba.

Penyesalan memang selalu datang terlambat. Nasi sudah menjadi bubur.

Banyak pengguna yang ketika ditangkap mengaku menjadi pecandu karena untuk membantu tidur. Masalahnya, benarkah untuk tidur dibutuhkan ganja atau narkoba jenis lainnya?

Jefri kepada media setelah tertangkap mengatakan dia tidak bisa beristirahat dengan baik. “Tegang mau persiapan film,” kata sang aktor yang akan memerankan sosok petinju Ellyas Pical di film terbarunya.

Akhirnya dicobalah ganja agar bisa membantunya lebih santai. Menghilangkan ketegangan dan akhirnya bisa tidur lelap. Ganja seberat 6,01 gram ditemukan polisi di rumahnya. Sedang urine Jefri positif narkoba.

Ganja memang bukan barang baru dalam dunia pengobatan. Setidaknya diketahui ganja sudah dipakai sebagai obat sejak 3.000 tahun lalu. Mulai dari mengobati kanker hingga membantu penderita epilepsi.

Kepala Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI Jakarta, dr Wahyu Wulandari dikutip mengatakan klaim ganja membantu mengatasi gangguan tidur merupakan satu dari banyak alasan yang biasa diberikan pecandu saat tertangkap aparat penegak hukum.

“(Ganja) Itu tidak dibenarkan karena dilarang. Hal lain yang membantu tidur juga banyak," kata Wahyu.

Ia mencontohkan kegiatan yang membantu tidur di antaranya membaca buku, berolahraga ataupun datang ke dokter guna diperiksa dan mendapat resep obat yang tepat dan legal. Ganja, walaupun punya kandungan penenang, tak dapat digunakan untuk tujuan medis di Indonesia karena tanaman itu masuk dalam daftar narkotika golongan I.

Kesulitan tidur memang berbahaya. Banyak orang yang sayangnya tidak menyadari itu. Dari kekurangan tidur seseorang bisa sefatal melakukan bunuh diri.

Apa hubungannya? Sederhana. Kurang tidur menyebabkan kondisi fisik memburuk, akhirnya menyebabkan kondisi mental terpengaruh.

Anda marah-marah ketika mengantuk? Atau tidak bisa berfungsi optimal bila kurang tidur? Ya, itulah bahaya dari kurang tidur di level yang masih dini.

Jefri Nichol sebenarnya beruntung. Kedekatannya dengan narkoba diketahui dini. Jefri yang masih sangat muda masih bisa serius merehabilitasi dirinya. Dan jika beruntung dia kembali bisa memiliki karier di bidang hiburan.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Polisi Heru Winarko mengatakan profesi artis namun tidak perlu dilekatkan dengan narkoba. Sebab kebanyakan konsumsi narkoba oleh artis dipengaruhi oleh gaya hidup.

"Ini kan gaya hidup artis punya kemampuan untuk membeli dan dipacu oleh kejar tayang. Namun, kejar tayang tidak harus menggunakan narkoba," kata Heru.

Artinya jika, Jefri mengaku butuh ganja untuk tidur, atau Jerry Aurum yang juga beralasan menggunakan narkoba karena awalnya butuh untuk membantunya tidur, bisa jadi mereka juga terjerat pengaruh gaya hidup di sekitarnya. Bukan rahasia kalau di kalangan selebritas, narkoba dengan mudah bisa didapat. Bahkan konon artis atau pesohor tidak perlu mencari narkoba, karena ada saja yang menawarkannya ke mereka.

Psikolog Kasandra Putranto mengatakan, menghindari narkoba caranya bisa dengan meningkatkan resistensi atau daya tahan diri. Ia juga mengingatkan bahwa penyalahgunaan narkoba tidak hanya terjadi di kalangan artis saja, tetapi hampir semua kalangan.

"Adiksi bisa terjadi pada siapapun, guru, pejabat, pedagang, polisi, tentara, pengacara, tukang becak sekalipun," katanya.

Lain kali Anda butuh tidur lelap, jangan buru-buru tergoda untuk menggunakan ganja seperti Jefri. Pasalnya penggunaan ganja, yang di Indonesia masuk kategori narkotika, tak hanya melanggar hukum tapi juga berpotensi menyebankan kecanduan.

Di Amerika, yang penggunaan ganja dilegalkan di beberapa negara bagian sebagai obat, masih menyebut penggunaan ganja untuk membantu tidur bersifat kontroversial. Dikutip dari Medical News Today, sejumlah studi pernah dilakukan untuk melihat efek ganja ke kelompok yang kesulitan tidur.

Dalam sebuah studi dengan 147 peserta dengan kesulitan tidur ditemukan penggunaan ganja mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Studi tahun 2017 menemukan kalau penggunaan ganja untuk membantu tidur dan mereka dengan gangguan tidur menyimpulkan masih diperlukan studi lebih lanjut tentang itu. Studi pasalnya hanya menggunakan tikus, menemukan tikus memang terpicu untuk tidur lebih lelap. Namun dalam studi lain di manusia ditemukan justru ganja menyebabkan seseorang jadi lebih terjaga.

Temuan lain di 2016 menyebut penggunaan rutin ganja memiliki dampak negatif di kualitas tidur dewasa muda yang sebelumnya justru tidak memiliki masalah tidur. Bisa disimpulkan masih dibutuhkan lebih banyak penelitian medis lain untuk memastikan ganja memiliki efek yang bisa dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan terhadap perbaikan kualitas tidur.

Ada banyak cara yang sebenarnya lebih mudah dibandingkan menggunakan ganja untuk membantu tidur. Perubahan gaya hidup, alias hidup lebih sehat, seperti berolahraga, makan makanan sehat, hingga tidur di jam teratur banyak disarankan oleh tenaga medis sebagai upaya untuk tidur lebih berkualitas.

Cara lain, bisa dengan mandi air hangat 90 menit sebelum tidur. Membalurkan minyak atsiri atau essential oils di titik tertentu untuk membantu terlelap.

Bila cara-cara alami tidak juga membantu, ada tenaga medis profesional yang bisa dikontak. Psikiater misalnya bisa membantu seseorang mengatasi gangguan tidurnya dengan cara yang lebih sehat sekalipun menggunakan obat-obatan tertentu.

Sehingga Anda tidak perlu mengucapkan selamat malam dengan ditemani ganja atau narkoba jenis lain.  

*Penulis adalah redaktur di Republika.co.id

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement