Senin 28 Mar 2016 05:16 WIB

Di Balik Jatuhnya Helikopter Bell 412 EP

Helikopter Mi-17 yang dioperasikan Penerbad saat mendarat di lapangan Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Foto: Republika/Erik PP
Helikopter Mi-17 yang dioperasikan Penerbad saat mendarat di lapangan Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Erik Purnama Putra/Wartawan Republika

Peristiwa nahas menghampiri langit Indonesia. Itu setelah 13 prajurit TNI AD dinyatakan gugur dalam tugas saat Helikopter Bell 412 EP (Enhanced Performance) nomor HA 5171 jatuh di Poso, Sulawesi Tengah, Ahad (20/3), sekitar pukul 17.55 WITA. Berdasarkan rilis resmi Mabes TNI, helikopter berangkat dari Desa Napu sekitar pukul 17.20 WITA menuju Poso.

Sekitar pukul 17.55 WITA, helikopter yang mengangkut tujuh penumpang dan enam kru tersebut jatuh di atas perkebunan warga di Patiro Bajo, Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, sebelum sempat mendarat di Stadion Poso.

Daftar 13 prajurit yang gugur adalah Danrem 132/Tadulako Kolonel Saiful Anwar, personel Badan Intelijen Strategis (Bais) Kolonel Heri, Satgas Intel Imbangan Kolonel Ontang RP, Dandenpom Palu Letkol Teddy Alex Supomo, Kapenrem Tadulako Mayor Faqih, dokter Korem Tadulako Kapten Yanto, dan Prada Kiki (ajudan Danrem). Sedangkan, enam kru berasal dari Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), yaitu Kapten Agung, Lettu Wiradi, Letda Tito, Serda Karmin, Sertu Bagus, dan Pratu Bangkit.

Semua yang ada di dalam helikopter itu sedang dalam operasi Tinombala. Mereka melaksanakan tugas operasi perbantuan kepada Polri di Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, untuk memburu kelompok Santoso. Atas jasa mereka, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo memberi kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat lebih tinggi kepada seluruh prajurit yang gugur itu.

Tanpa bermaksud mendahului hasil investigasi yang dilakukan Mabes TNI dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengungkap penyebab jatuhnya helikopter buatan PT Dirgantara Indonesia (PT DI), penulis mendapati ada beberapa kejanggalan dalam insiden itu. Tentu saja, ulasan ini didasarkan informasi yang didapat penulis dari hasil analisis dan fakta yang terkumpul dalam berbagai pemberitaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement