REPUBLIKA.CO.ID,Oleh Ikhwanul Kiram Mashuri
Sidang pembaca yang terhormat. Ketika Anda memikirkan cara terbaik bagaimana melewatkan malam pergantian tahun baru, mari membayangkan berikut ini: Udara sejuk. Angin bertiup sepoi. Puluhan ribu jamaah mengenakan pakaian serbaputih duduk khusyuk bertafakkur. Mereka laki-laki dan perempuan, tua dan muda, keluarga, dan sendiri-sendiri.
Mereka mendengarkan dengan penuh takzim kalimat-kalamat indah penuh makna dari para ustaz, kiai, dan ulama. Kalimat-kalimat yang menyejukkan jiwa. Kalimat yang menginspirasi. Kalimat yang menyucikan hati dan mengasah pikir. Subhanallah. Alhamdulillah. Wa laa ilaaha illallah. Allahu Akbar. Mereka kemudian secara bersama-sama melafalkan tahlil, tahmid, istighfar, zikir, dan melantunkan asma-ul husna (sebutan baik bagi Allah SWT).
Mereka bershalawat untuk junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Mereka melantunkan permohonan ampun kepada Sang Maha Pencipta. Permohonan ampun untuk diri sendiri, kedua orangtua, keluarga dan anak-anak, saudara dan teman-teman, umat, dan untuk bangsa serta negara. Permohonan ampun atas segala salah dan dosa untuk mereka yang sudah meninggal dunia dan yang masih hidup.
Mereka berdoa dalam hati dan dengan pengucapan, sirrun wa 'alaniyyatun. Berdoa untuk diri sendiri, kedua orangtua, keluarga dan anak-anak, saudara dan handai tolan. Berdoa untuk umat, bangsa, dan negara. Ya Allah, berilah kami dan bangsa kami segala kebaikan dan jauhkanlah dari kami dan bangsa kami segala keburukan.
Kalimat tasbih, tahmid, tahlil, istighfar, zikir, doa, dan alma-ul husna yang diucapkan berkali-kali-baik sendiri-sendiri maupun secara berjamaah-itu kemudian menjadi lantunan suci, tertiup angin sepoi menyebarkan harum mewangi. Subhanallah. Alhamdulillah. Wa laa ilaaha illallah. Allahu Akbar.
Sidang pembaca yang terhormat. Itulah gambaran suasana acara Dzikir Nasional Republika di Masjid Agung At Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, tahun lalu dan tahun-tahun sebelumnya. Tepatnya diselenggarakan pada setiap malam pergantian tahun baru Masehi. Acara dimulai sejak Maghrib dan diteruskah shalat Isya dan berlangsung hingga lewat tengah malam.
Acara kemudian diakhiri dengan berdoa. Malam ini, juga di Masjid Agung At Tin, Republika kembali menggelar acara malam pergantian tahun dengan tajuk “Dzikir Nasional: Doa dan Dzikir untuk Anak Negeri” dengan subtema “Satu Malam Sejuta Harapan”. Acara yang akan berlangsung dari sejak Maghrib hinggal lewat tengah malam itu merupakan yang ke-11 diselenggarakan Republika.
Sederet tokoh agama, pejabat tinggi, ulama, kiai, dan ustaz akan hadir memberikan siraman rohani. Mereka, antara lain, Bapak Haji Joko Widodo yang akrab dipanggil Jokowi. Di tengah kesibukannya sebagai orang nomor satu di ibu kota Jakarta, beliau akan menyempatkan untuk berzikir bersama puluhan ribu jamaah yang akan memadati Masjid At Tin.
Lalu, ada juga Bapak Haji Tifatul Sembiring. Kehadiran beliau bukan hanya sebagai Menkominfo, melainkan lebih sebagai ustaz yang akan memberikan pencerahan. Sebuah kewajiban agama yang beliau emban sejak sebelum menjadi politikus dan terus beliau jalankan ketika menjadi presiden Partai Keadilan Sejahtera dan kemudian Menkominfo sekarang ini.
Berikutnya adalah KH Said Aqil Siradj. Rois Aam PBNU ini bukan hanya piawai memimpin warga Nahdliyin, melainkan juga terkenal sebagai orator yang ceramahnya padat berisi, tetapi diselingi dengan humor-humor yang segar. Kemudian, ada Ustaz Dr Bachtiar Nasir. Ulama muda ini selain aktif berceramah, juga merupakan Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI). Beliau mengelola kolom tanya-jawab agama di Harian Republika.
Kemudian, ada pula KH Toto Tasmara. Dai sersan alias serius tapi santai di kalangan anak-anak muda ini juga pernah beberapa tahun berdakwah di Amerika Serikat. Disusul Ustaz Fadzlan Garamatan, tokoh muda yang banyak berdakwah di tanah Papua. Lalu, Ustaz Yusuf Mansur yang sudah dikenal masyarakat lewat dakwahnya di layar kaca.
Sedangkan, zikir dan muhasabah akan dipimpin Ustaz KH Abdul Syukur tepat menjelang detik-detik pergantian tahun. Memasuki tahun baru, acara ditutup dengan ceramah dan doa oleh dai kondang KH Tengku Zulkarnain.
Rangkaian ceramah, zikir, tahlil, tasbih, doa, dan permohonan ampun kepada Allah SWT diharapkan bisa mengantar jamaah untuk dapat bermuhasabah, merenung, bersyukur, dan kemudian menatap tahun baru dengan penuh optimisme dan pikiran yang positif. Saya yakin para malaikat pun insya Allah akan ikut bertasbih, bertahmid, bertahlil, dan berzikir bersama jamaah di Masjid At Tin pada malam ini.
Sidang pembaca yang terhormat. Setiap malam pergantian tahun baru pada hakikatnya seperti malam pada hari-hari biasa. Namun, dalam kehidupan ini manusia perlu penanda. Penanda itu, antara lain, adalah pergantian tahun. Dengan adanya pergantian tahun, kita menjadi tahu tentang umur. Umur kita. Yakni, setiap kita mengalami pergantian tahun, itu artinya umur kita bertambah.
Dan, setiap umur bertambah, berarti pula, usia kita, berapa pun usia itu, umur kita semakin berkurang. Yang berarti pula kita akan semakin mendekati kematian. Bukankah, kalau begitu, malam pergantian tahun sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal yang positif? Hal positif itu, antara lain, menghadiri acara Dzikir Nasional Republika yang diselenggarakan malam ini di Masjid At Tin.
Selamat tahun baru. Kullu 'aamin wa antum bikhoirin. Semoga kehidupan kita hari ini lebih baik dari hari kemarin dan kehidupan kita hari depan lebih baik dari hari ini. Semoga pula Allah SWT melimpahkan kepada kita kehidupan yang penuh berkah. Amin.