REPUBLIKA.CO.ID, Oleh : Imam Nur Aziz, Presiden Asosiasi Nazhir Indonesia dan Jaharuddin, Ekonom Universitas Muhammadiyah Jakarta
Karakteristik ini memberikan wakaf daya tahan antargenerasi, menjadikannya instrumen ideal untuk membiayai sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, ketahanan pangan, pemberdayaan ekonomi, hingga pelestarian lingkungan.
Dalam era pembangunan berkelanjutan, di mana pertumbuhan ekonomi harus selaras dengan keberlanjutan sosial dan ekologis, wakaf menawarkan kerangka pendanaan yang etis, stabil, dan berorientasi jangka panjang. Wakaf tidak hanya menyasar hasil ekonomi, tetapi juga memperkuat modal sosial dan spiritual masyarakat. Ini adalah dua aspek yang sering terabaikan dalam model pembangunan konvensional.
Berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia (BWI) per 30 Juni 2025, total penghimpunan wakaf uang nasional mencapai Rp 3,031 triliun. Pencapaian ini meningkat 0,8% dibandingkan akhir tahun sebelumnya, meskipun masih menghadapi tantangan berupa penurunan wakaf uang yang dikelola oleh Lembaga Kenaziran BWI.
Rekomendasi
- 
        Selasa , 04 Nov 2025, 06:31 WIB
            Mafia, Serakahnomics, dan Jihad Keadilan
 - 
        
- 
                
                  
                    Senin , 03 Nov 2025, 18:19 WIBKisah Imam Syafi‘i dan Murid yang tak Kunjung Paham Pelajaran
 - 
                
                  
                    Senin , 03 Nov 2025, 09:48 WIBBahasa Arab dan Dakwah Digital di Era Kecerdasan Buatan
 - 
                
                  
                    Senin , 03 Nov 2025, 09:15 WIBGuru Madrasah Swasta Mencari Keadilan
 - 
                
                  
                    Senin , 03 Nov 2025, 06:31 WIBEkonomi Syariah Adalah Instrumen Otentik Pancasila, Bukan Sekadar Impor 'Arabisasi'
 
 -