REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imam Nawawi Kepala Humas BMH Pusat
Hujan rintik-rintik tak menghalangi 11 warga datang ke masjid yang ada di tepi sungai di Desa Suliliran, Paser Belengkong, Kabupaten Paser Kalimantan Timur. "Alhamdulillah, mereka sudah biasa sholat berjama'ah lima waktu, menyeberangi sungai dengan perahu kesayangan mereka," ujar dai tangguh Laznas BMH di Desa Seliliran, Ustadz Abdul Rahim.
Pria 44 tahun itu aktif berdakwah sejak muda. Hingga sekarang pun tak berhenti mencerdaskan anak bangsa dengan mendirikan Rumah Qur'an yang terletak tepat di tepi sungai.
Setiap sore hingga senja, ayah dari enam anak itu telaten mendidik anak-anak dari beberapa desa di Paser Belengkong belajar membaca Alquran.
"Ya, mereka aktif dan rajin mengaji. Walaupun untuk ke sini semua harus berangkat dan pulang dengan perahu kayu milik keluarga masing-masing. Ada yang diantar oleh kakek, ayah, bahkan ada yang menumpang perahu tetangga untuk bisa mengaji ke sini," tuturnya.
Koordinator BMH Gerai Paser, Ali Ridha mengatakan sejak awal Ustadz Abdul Rahim memilih daerah pesisir, di tepi sungai, memang dalam rangka mendedikasikan diri, mendidik anak-anak dan warga lancar membaca Alquran.
"Memang beliau menyasar dakwah pesisir di pedalaman dengan target mengajarkan Alquran. Kisah sedih Ustadz Abdul Rahim dalam dakwah itu kalau mendadak perahu motornya mati. Maka biar malam hari ia harus rela mendayung untuk sampai ke rumah. Syukur kalau kegiatan dakwahnya di daerah hulu, ia tinggal menyesuaikan dengan arus air sungai. Tapi kalau di hilir, usahanya luar biasa mendayung perahu itu," jelas Ali Ridha.
Setiap hari tidak kurang dari 50 anak-anak dan remaja datang mengaji ke Rumah Qur'an yang didirikan oleh BMH bersama Ustadz Abdul Rahim. Sebagaimana jamak dipahami, Kabupaten Paser merupakan daerah pesisir yang memiliki panjang 205 kilometer garis pantai dengan mayoritas penduduk nelayan dan petani.
Gerakan dakwah Ustadz Abdul Rahim terasa semakin kuat dan terus menggeliat seiring dengan perkenalan dengan Laznas BMH. "Saya berdakwah katakanlah sejak 2013. Namun sejak bertemu BMH pada 2019 saya rasa dakwah ini semakin ringan, kuat dan lincah. Dulu saya dakwah apa adanya. Tapi sekarang motor dakwah ada, perahu dakwah ada. Terima kasih banyak saya sampaikan kepada donatur dan muzakki BMH, luar biasa dukungan kalian," ungkapnya kepada penulis kala berkunjung ke kediamannya di Desa Suliliran.
Pria murah senyum itu mengaku memang ada perbedaan antara berdakwah sendiri dengan berdakwah bersama umat seperti dukungan BMH. "Lebih ringan terasa. Memang tetap ada suka duka, tapi berbeda dengan dahulu saya rasa, kala belum kenal dengan BMH," ujarnya. Laznas BMH sendiri selalu berupaya mencari dan mendukung kiprah para dai, guru ngaji di pelosok, seperti Ustadz Abdul Rahim ini.