REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Amir Faisal Nek Muhammad*
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Erick Thohir (ET) sebagai menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke-9 pada 2019. Awalnya sosok ET dikenal sebagai pengusaha yang dermawan serta peramah, namun setelah ET menjadi menteri BUMN, figurnya kini mulai dikenal sebagai seorang menteri, bahkan politisi yang dekat dengan kalangan milenial.
Seiring dengan derasnya arus politik 2024, nama ET juga disebut-sebut sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024. Hal itu terbukti pada beberapa partai politik yang mulai tampak upayanya untuk mendekati ET.
Terlepas dari kepentingan apapun, sebagai salah-satu orang yang mengenal ET, baik sebagai alumni sekolah menengah atas (SMA), maupun sebagai seorang yang terus mencermati kepemimpinan BUMN mulai dari masa Presiden Soeharto hingga masa Joko Widodo (Jokowi). Penulis melihat ada sesuatu yang menarik untuk diulik dari sisi kepemimpinannya sebagai menteri BUMN dan kaitannya dengan potensi politik 2024.
Dari sisi kepemimpinan BUMN, ET memiliki ciri khasnya sendiri yang barangkali tidak dapat ditemukan pada menteri BUMN sebelumnya. Ciri khas ET tersebut di antaranya terletak pada kemampuannya yang cepat menerjemahkan keinginan Presiden Jokowi ke dalam bentuk program atau kerja nyata.
Hal ini misalnya dapat dilihat dari suksesnya pelaksanaan merger di BUMN, hingga suksesnya pelaksanaan Asian Games 2018. Tidak sekadar itu, megahnya Bank Syariah Indonesia (BSI), hebatnya pembenahan BUMN yang semakin membaik saat ini, juga tidak dapat dilepaskan dari peran kepemimpinan ET sebagai Menteri BUMN.
Mengapa dapat terjadi sedemikian? Alasannya bisa jadi beragam. Namun, semua itu sedikit banyaknya terletak pada modal dari kepribadian ET beserta jaringan yang dimilikinya. Seperti yang diketahui publik, ET sering tampil atau aktif turun lapangan bersama generasi milenial, ia tidak menjaga jarak dengan siapa pun, baik secara usia, jabatan, dan gender.
Bahkan dalam konteks ini, jumlah perempuan yang berada di dalam struktur BUMN meningkat secara signifikan. Kepribadian ET juga patut diapresiasi. Karena ia merupakan sosok yang demokratis, komunikatif, bahkan juga humoris.
Eks presiden Inter Milan ini selalu menerima berbagai saran dan pendapat dari kalangan mana pun, sejauh saran dan pendapat tersebut dapat menunjang kemajuan bagi BUMN dan bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia. Begitu juga dengan relasi yang dimilikinya, baik dalam konteks relasi karena persahabatan, mitra kerja, keluarga besar hingga relasi politik.
Mencermati perjalanan pendidikan dan karier bisnis ET juga secara tidak langsung telah terekam bahwa ia adalah seorang warga dunia. Artinya, ia aktif terlibat pada berbagai aktivitas global mewakili warga Indonesia.
Hal ini dilakukannya bukan saja pada saat ET menjabat sebagai menteri BUMN, jauh sebelum jabatan tersebut didudukinya, ia telah dikenal oleh warga dunia. Terlebih lagi saat ini telah menjabat menteri dan dikenal baik oleh Presiden Jokowi. Sehingga ET menuai banyak pujian dari publik terkait kekuatan jaringannya di level internasional.
Berbagai bentuk diplomasi yang telah dilakukan ET untuk mengharumkan nama baik Indonesia di panggung dunia, mulai di sektor olahraga, investasi dan berbagai strategi penguatan ekonomi nasional berbasis kebijakan BUMN. Semua prestasi yang dicapai ET, tentunya tidak terwujud jika tidak dimulai dari sifat kepemimpinannya.
Untuk itu, penulis melihat bahwa sifat kepemimpinan ET ini cenderung bersifat kepemimpinan eksekutor. Artinya, saat konsep atau gagasan telah dirumuskan secara matang dan visioner, tidak menunggu lama kemudian ET cepat menerapkannya dalam bentuk kinerja nyata yang terukur dan tepat sasaran.
Faktor kecepatan dalam merealisasikan gagasan inilah yang memungkinkan ET menarik diperbincangkan dalam proses transformasi kepemimpinan nasional di Pilpres 2024. Terlebih, Indonesia hari ini sangat membutuhkan pemimpin yang cepat merespons situasi yang terdampak turbulensi politik global.
Cepat dalam mewujudkan janji kampanye politik, berbicara diruang publik berbasis kinerja nyata, peduli sesama, hingga sikap yang lebih mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Kepribadian yang melekat pada ET ini kemungkinan besar dapat dipercayai publik, karena ET dapat dianggap sebagai seorang yang merdeka, baik secara moral maupun materiel.
Sehingga kemungkinan besar untuk menjadi pemimpin yang kuat dan mampu menuntaskan janji politik akan dapat dijalani oleh ET. Tanpa menguraikan satu-persatu prestasi yang dicapai BUMN dalam kepemimpinan ET, tidak keliru rasanya jika semua pencapaian ET menjadikan dirinya layak untuk diusung sebagai cawapres pada Pilpres 2024.
Alasan sederhananya, waktu lalu ET tampak telah memberi sinyal bahwa untuk menjadi seorang capres cenderung berasal dari Pulau Jawa. Namun, sejatinya penulis justru menilai bahwa komunikasi politik ET tersebut justru sedang memberi sinyal bahwa dirinya siap dan layak untuk menjadi cawapres pada Pilpres 2024.
Rasionalnya, saat memahami sifat kepemimpinan ET yang cenderung sebagai seorang eksekutor, maka ET sangat penting untuk diperhitungkan sebagai cawapres yang diusung pada Pilpres 2024. Apa yang diuraikan dalam tulisan ini akan semakin menarik ketika terus diperbincangkan di ruang publik se-Tanah Air.
Selain sebagai bahan pendidikan politik bagi publik, namun secara tidak langsung kita sedang mengajak publik untuk menghitung modal politik ET sebagai cawapres setelah posisi ET yang dapat dianggap berprestasi dalam memimpin BUMN.
*Penulis adalah Founder Perfekto untuk Indonesia.